Ormas tersebut antara lain dari Front Pemuda Islam Indonesia (FPII), Forum Aktivis Jakarta (Fajar) dan sejumlah organisasi mahasiswa dan pemuda kedaerahan.
Deklarasi gerakan #AksiNyataUntukIndonesia ini menyoroti insiden di Car Free Day (CFD) di kawasan Sudirman-MH Thamrin, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Kegiatan CFD yang seharusnya dimanfaatkan untuk kepentingan lingkungan hidup, olah raga, seni dan budaya di kawasan Bunderan Hotel Indonesia diwarnai dengan kegiatan bernuansa politik dan kampanye Pilpres.
Jurubicara #AksiNyataUntukIndonesia M. Adnan mengatakan kegiatan ini sejak awal bertentangan dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 12/2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau CFD.
Gerakan #AksiNyataUntukIndonesia mengecam insiden di CFD tersebut dan mendukung aparat untuk melakukan penegakan hukum.
"Sekelompok orang dengan kaos #GantiPresiden2019 dalam kegiatan tersebut melakukan perilaku diskriminasi, intimidasi dan persekusi terhadap kelompok yang berseberangan pendapat," tegas Adnan dalam deklarasi dan konferensi pers.
Bukan hanya orang dewasa, seorang ibu dan anaknya yang melintas Bunderan HI menggunakan kaos #DiaSibukKerja pun ikut menjadi korban perilaku primitif yang sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
"Untuk itu kami mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia yang tergerak hatinya untuk menciptakan demokrasi yang bermartabat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila," ujar Adnan.
Gerakan #AksiNyataUntukIndonesia juga mengajak untuk saling menghargai hak asasi dan perbedaan pandangan antar anak bangsa dengan tidak mendiskriminasi dan menyudutkan salah satu kelompok atau golongan manapun.
"Terakhir, mari kita melakukan refleksi untuk mengembalikan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa sesuai dengan Pancasila di tengah derasnya arus globalisasi," ungkap Adnan.
Ditambahkannya, gerakan ini didukung oleh para tokoh yang prihatin atas insiden di CFD antara lain, Jimly Asshiddiqie (Ketua Umum ICMI), J Kristiadi (peneliti CSIS), Bambang DH (mantan Walikota Surabaya), Marlina Irwanti (Anggota DPR RI), Agus Hari Hadi (akademisi), Nevi Marlina (pengusaha/aktivis), dan KH. Ahmad Bagdja (tokoh agama).
"Sampai saat ini sudah lebih dari 200 komunitas, ormas dan perorangan yang memberikan dukungan pada gerakan #AksiNyataUntukIndonesia. Tentu saja ini hal yang baik bahwa intimidasi dan persekusi karena perbedaan pandangan dalam politik adalah keprihatinan bersama yang harus dilawan bersama-sama," demikian Adnan.
[rus]
BERITA TERKAIT: