Esensi dari Kitab Injil Perjanjian Baru adalah perintah dan janji Tuhan, yang disabdakan oleh Yesus.
Perintah-perintahNya antara lain:
- Kasihilah sesamamu (Matius 22: 39).
- Lakukanlah perbuatan baik, bahkan kepada orang yang membenci kamu. (Lukas 6: 27).
-Jangan berbuat dosa. (1 Yohannes 2: 1).
-Jangan menghakimi (Matius 7: 1-2).
JanjiNya:
Kalau kamu menjalankan semua perintahKu, maka kamu akan masuk surga. (Matius 7: 21)
Surga digambarkan sebagai sesuatu yang sangat indah, di mana semua hidup bahagia dalam kedamaian abadi.
Umat Kristen percaya akan hal ini, walaupun belum pernah ada seorangpun yang pernah ke surga, ... dan kembali untuk menceriterakan apa yang telah dilihat dan dialaminya.
Hal2 tersebut adalah intisari dari 4 Kitab Evangelium (Kabar Gembira) yang ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohannes.
Keempat evangelis (pembawa kabar gembira) tidak ada yang pernah bertemu langsung dengan Yesus, melainkan puluhan tahun kemudian, mendengar dari para Rasul pengikut Yesus.
Yesus tidak menuliskan ajaran-ajaranNya.
Ke 12 Rasul ( Apostel) juga tidak menuliskan ajaran2 Yesus.
Penulis ajaran2 Yesus adalah 4 orang evangelis tersebut.
Evangelium (Kabar gembira) ini yang diyakini oleh umat kristen, termasuk saya, sebagai kebenaran (The truth). (Yohannes 20: 29 B: Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya).
Dalam catatan Kerajaan Roma yang waktu itu menguasai Yerusalem, Yesus hanyalah seorang Yahudi yang didakwa oleh para Rabi Yahudi, telah menistakan agama Yahudi, dan kemudian dihukum mati dengan disalibkan.
Dari sudut pandang umat kristen, evangelium tersebut adalah kitab suci.
Dari segi literatur, ini adalah fiksi.
Di mata para rabi Yahudi pelapor, Yesus adalah penista agama Yahudi.
Di mata Pontius Pilatus, Yesus bukan siapa-siapa, hanyalah seorang Yahudi biasa.
[***]
Penulis merupakan Sejarawan Indonesia, Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)
BERITA TERKAIT: