"Itu kreatifitas elite PDI Perjuangan. Budaya membawakan kuliner kepada orang yang akan didatangi adalah budaya asli Indonesia yang harus tetap dilestarikan," kata pengamat politik dari Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, beberapa saat lalu (Rabu, 11/4).
Menurut Ujang, politik kuliner ada PDI Perjuangan perupakan langkah yang baik untuk mencairkan suasana politik.
"Sejak dulu juga kita mengenal bahwa urusan-urusan politik yang berat bisa diselesaikan dengan cepat hanya di meja makan. Ya di meja makan. Tentu dengan makanan kuliner yang menggoda selera," ungkap dia.
Pernyataan Ujang ini terkait dengan politik kuliner yang kembali menjadi tema penting PDI Perjuangan saat berdialog dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto membawa soto solo untuk disantap bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dengan seluruh jajaran pengurus dan staf PKB.
"Soto Segar Solo itu sangat merakyat, senafas dengan substansi kunjungan Cak Imin ke Makam Pak Marhaen. Soto ayam tsb juga digemari Bu Mega dan Pak Jokowi. Jadi dari lidah dan perut saja, kita semua berselera yang sama," ungkap Hasto.
Dalam pertemuan itu, dibahas sejumlah hal terkait politik, baik pilpres maupun pilkada. Pengurus PDIP berkunjung untuk menegaskan hubungan nasionalis Islam antara PDIP dengan PKB. Hasto menyampaikan, dia sengaja membawa soto solo untuk menunjukkan kecintaan pada kuliner Nusantara. Selain itu, dengan santap bersama diharapkan hubungan PDIP-PKB yang berjalan baik sejak lama dapat terus terjaga.
[mel]
BERITA TERKAIT: