"Dari 500 lebih kepala daerah yang ada di Indonesia, ada beberapa berbuat lancung, lalu kena kasus, kebanyakan korupsi. Tapi, masih banyak juga yang bersih dan punya integritas," kata Tjahjo di Jakarta, Senin kemarin (12/2).
Namun diakui Tjahjo penangkapan sejumlah kepala daerah dalam OTT KPK, termasuk yang terakhir Bupati Ngada, NTT, Marianus Sae, seperti peribahasa nila setitik rusak susu sebelangan. Hanya karena beberapa orang kepala daerah korupsi, semua kepala daerah kena getahnya.
"Jangan dipukul rata, kasuistis. Ada 500 lebih kepala daerah, walau pun 500 lebih itu satu orang saja sudah ibarat nila setitik, rusak susu sebelanga," ujar Tjahjo.
Tentu sebagai Mendagri, Tjahjo mengaku sangat sedih dan prihatin atas penangkapan-penangkapan kepala daerah itu. Apalagi Presiden Joko Widodo dalam setiap kesempatan bertemu dengan kepala daerah selalu mengingat, hati-hati dalam mengelola keuangan daerah. Mengingatkan untuk memahami area rawan korupsi.
"Kami juga terus menerus mengingatkan untuk menghindari area rawan korupsi khususnya perencanaan anggaran, belanja barang dan jasa, jual beli jabatan," jelas Tjahjo.
Dilansir dari laman
Setgab, Tjahjo meminta kepada kepala daerah yang sedang terkena kasus, untuk kooperatif dengan penegak hukum.
Mengenai kemungkinan para kepala daerah yang terkena kasus korupsi membutuhkan dana untuk Pilkada, Tjahjo tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi. Tapi, menurutnya, hal itu sifatnya kasuistis.
[rus]