Jokowi Mulai Cari Cawapres

Minta Masukan Ketum Partai

Kamis, 25 Januari 2018, 10:34 WIB
Jokowi Mulai Cari Cawapres
Foto/Net
rmol news logo Di tengah kesibukannya sebagai Presiden, Jokowi ternyata sudah mulai mencari pendamping untuk Pilpres 2019. Eks Walikota Solo ini bahkan sudah meminta masukan ketum parpol, siapa yang tepat mengisi posisi cawapresnya.

Ketum PPP Romahurmuziy mengaku pernah dimintai masukan langsung oleh Jokowi tentang siapa yang cocok menjadi cawapresnya di Pilpres 2019. Tanpa ragu, dia mengusulkan wakil Jokowi baiknya 'hijau'. "Saya jujur nih, Presiden sudah menanyakan mengenai calon wakil presidennya kepada ketua umum partai. Saya memang menyampaikan masukan kepada beliau, bagi PPP wapres itu warnanya sama dengan kita," ujar Romi, sapaan akrab Romahurmuziy saat Rakyat Merdeka berkunjung ke kediamannya, Selasa (23/1).

PPP memang sudah mendeklarasikan dukungan terhadap Jokowi sebagai capres 2019 sejak Juli 2017. Tepatnya saat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Hotel Mercure Ancol, Jakarta. Kala itu, PPP masih berseteru. Kini, keputusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung (MA), memenangkan kubu Romi. Untuk Pilpres 2019, partai berlambang Kabah ini mantap melangkah bersama Jokowi.

Menurut Romi, hijau yang dimaksud adalah dari kalangan santri. Hitungannya, untuk meredam isu SARA yang terus dimainkan untuk menghajar Jokowi.

Menurutnya, duet merah hijau diperlukan demi menjaga kontestasi agar damai, aman dan beradab. Namun, PPP sejauh ini belum menyebut nama siapa cawapres Jokowi.

Tidak hanya PPP yang sudah resmi mendeklarasikan Jokowi sebagai capres 2019. Ada Golkar, Nasdem dan Hanura. Merunut peta partai koalisi pemerintah, hanya PKB dan PAN yang belum mendeklarasikan siapa jagoan di Pilpres 2019.

Soal mendukung Jokowi, Golkar paling duluan. Ketika Ketumnya masih Setya Novanto di Rapimnas Golkar, Juli 2016. Saat itu, Beringin mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi di Pilpres 2019. Kini, pucuk kepemimpinan berganti. Ketum Golkar Airlangga Hartarto menegaskan dukungan Pilpres untuk Jokowi tetap berlaku.

Tapi soal cawapres, apakah Golkar dimintai masukan seperti halnya PPP? Jawabanya bisa iya, bisa tidak, hanya Ketum Airlangga yang tahu. Pasalnya, persoalan itu belum dilontarkan di meja DPP. Beringin, masih fokus membahas Pilkada 2018 yang sudah di depan mata. "Belum tahu, mungkin Pak Airlangga yang tahu," ujar Korbid Penggalangan Khusus DPP Golkar, Hajrianto Thohari kepada Rakyat Merdeka.

Sementara Nasdem, sudah lebih dahulu mendukung Jokwoi di Pilpres 2019. "Kita berikan dukungan kepada Jokowi, tanpa mahar, tanpa syarat," tegas Ketua DPP Nasdem Irma Suryani Chaniago kepada Rakyat Merdeka. Soal siapa cawapres Jokowi, memang belum ada kabar terbaru. Namun, Nasdem sudah memutuskan memberikan kesempatan kepada Jokowi memilih sendiri siapa wakilnya. "Kami tidak menyodorkan nama kecuali diminta, jadi Pak Surya Paloh itu tidak pernah mendahuli (komentar Jokowi), misalnya nggak dimintai saran ya ngga ngomong," katanya.

Wasekjen PKB, Daniel Johan menyatakan belum mengetahui apakah Ketumnya, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sudah memberikan masukan kepada Jokowi soal cawapres atau belum. Namun seperti diketahui, baliho atau billboard Cak Imin Cawapres 2019, sudah bertebaran. "Yang saya tahu belum (komunikasi terbaru Jokowi-Cak Imin). Kita Pilkada dulu, belum bahas Pilpres," ujar Daniel kepada Rakyat Merdeka.

Dijelaskan, PKB belum membuat keputusan terkait Pilpres 2019. Termasuk, mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Kepastian, masih sebatas mendukung Jokowi-JK sampai masa bakti 2014-2019 usai. "Belum (mendukung Jokowi di Pilpres 2019)," tegasnya.

Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno menyambut baik jika ada komunikasi antara presiden dengan ketum partai untuk mencari siapa pendamping Jokowi di Pilpres 2019. Dia menyebut, itu memang gayanya Jokowi. "Komunikasi politik selalu terjadi. Yang jelas, saat ini saya lihat banyak baliho Romi, kemudian Cak Imin, bisa jadi nanti Pak Zul (Zulkiefli Hasan). Ini artinya bursa wapres sedang hidup. Soal diminta masukan pak Jokowi ya tidak apa-apa," ujar Hendrawan kepada Rakyat Merdeka.

Hendrawan mengatakan, pihaknya memang belum mendeklarasikan Jokowi sebagai jagoan di Pilpres 2019. Namun, dia menegaskan Jokowi adalah anak kandung PDIP. "PDIP ini kalem, pak Jokowi anak kandung kami. Kami tenang-tenang saja, PDIP nanti ada gongnya. Tidak ada komunikasi (di DPP) siapa cawapres Jokowi nanti," katanya.

Pengamat politik dari LIPI Prof Siti Zuhro menyatakan siapapun cawapres Jokowi tidak terlalu berpengaruh dalam pertarungan Pilpres 2019. "SBY membuktikannya, dengan Boediono. Duet Jawa-Jawa tidak berpengaruh. Karena kalau petahana, yang diukur adalah kinerjanya, apa yang sudah dilakukan, bukan pasangannya," ujar Siti kepada Rakyat Merdeka.

Mengenai fenomena Jokowi meminta masukan dari partai politik, Siti menilai hal positif. Artinya, komunikasi berjalan. Namun, soal siapa wakil Jokowi nanti masih sangat cair. Belum bisa dipegang. Misalnya, sekalipun didukung langsung Hanura, PPP, Golkar dan Nasdem, tetap Jokowi dan PDIP yang memutuskan.

Juru bicara Presiden Jokowi, Johan Budi mengaku belum mengetahui adanya komunikasi antara Presiden dengan ketum parpol terkait cawapres. "Waduh saya ngga tahu, harus tanya (Presiden) dulu," katanya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA