Staf Khusus Presiden RI, Diaz Hendropriyono menceritakan, di Athena sekitar 500 Sebelum Masehi dan juga di Sparta 1,000SM, yang berhak berpartisipasi dalam demokrasi hanya kalangan berpendidikan, tidak termasuk anak-anak, perempuan, orang asing, dan budak, yang tidak mendapatkan pendidikan.
"Hati-hati dengan
hoax. Pada saat tertentu,
hoax bisa menjadi sangat berbahaya seperti pada masa kampanye," pesan Staf Khusus Presiden RI, Diaz Hendropriyono saat Seminar Nasional Ikatan Pemuda Alumni Perhimpunan Pemuda Wawasan, Ruang Teater Graha Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, kemarin.
Pembicara lainnya yakni Walikota Solok, Zul Elfian; mantan bupati Waykanan, Bustami Zainudin; dan Natalis Situmorang dari Dewan Pengawas Perhimpunan Pemuda Wawasan Nusantara.
Diaz mencontohkan, kasus penembakan di sebuah restoran pizza, Amerika Serikat karena termakan kabar palsu. Pelaku mendengar kabar ada praktek perbudakan anak yang dilakukan di lokasi yang terkait pencalonan Presiden Hillary Clinton saat itu.
"Lawan kita bersama adalah
hoax sehingga kita harus menelusuri informasi langsung ke sumber yang dapat dipercaya," timpal Natalis.
Natalis menekankan betapa pentingnya massa anak muda dalam Pemilihan Umum (Pemilu) sehingga jangan sampai menjadi korban politik uang.
"Kita berada di sini pada hari ini berkat reformasi yang juga berkat anak muda," tambahnya.
Sebab itulah dituntut pula peran aktif anak muda dalam menjaga demokrasi, termasuk dengan mendaftar menjadi relawan KPU untuk memastikan Pemilu berjalan baik.
"Setidaknya, kita dapat berperan dengan memantau TPS di daerah kita tinggal," jelasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: