Polisi Diminta Jauhi Kekerasan Urus Demo AMT Di Kemenaker

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Kamis, 06 Juli 2017, 10:35 WIB
Polisi Diminta Jauhi Kekerasan Urus Demo AMT Di Kemenaker
Ilustrasi/Net
rmol news logo Buruh Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina berharap kepolisian menghindari cara-cara kekerasan dalam menangani aksi unjuk rasa mereka di Kementerian Tenaga Kerja.

Sekitar 1.000 buruh AMT dari 10 kota berunjuk rasa akan berunjuk rasa hari ini (Kamis, 6/7)  di kantor Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri untuk mengawal perundingan dengan pihak Pertamina dan dua anak perusahaannya, Pertamina Patra Niaga serta Elnusa Petrofin.

Para buruh AMT berniat untuk terus bertahan di Kemenaker hingga pemerintah menyelesaikan persoalan pelanggaran hak-hak buruh di perusahaan pelat merah tersebut.

Ketua AMT Pertamina Tegal, Rudi Santoso, menjelaskan mereka jauh-jauh datang ke Jakarta untuk menuntut hak.

“Sudah bertahun-tahun hak itu tidak diberikan pihak perusahaan,” ujarnya melalui siaran pers Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia yang diterima redaksi.

Pihaknya berharap Kemenaker tegas mengeksekusi praktik outsourcing atau alih daya ilegal di Pertamina Patra Niaga dan Elnusa Petrofin.

Sistem outsourcing dinilainya menjadi biang kerok perusahaan untuk menghindari pemenuhan berbagai hak buruh. Di antaranya adalah hak untuk jam kerja manusiawi, hak upah lembur, kepastian kerja, dan lingkungan kerja yang aman.

Ketua AMT Depot Surabaya, Trisno mengatakan, pihak kepolisian seharusnya melindungi hak para buruh untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

"Buruh ini kan juga vital dalam menjalankan ekonomi," sebutnya.

Kebanyakan mereka bekerja hingga 12 jam atau lebih untuk mengantarkan BBM ke SPBU-SPBU. Meskipun begitu, perusahaan tidak memberi kompensasi dengan upah lembur. Alih-alih, mereka menjalankan sistem performasi yang jauh di bawah perhitungan tentang lembur.

Mulai 19 Juni, buruh AMT Pertamina melancarkan aksi mogok kerja. Mereka menuntut anak perusahaan Pertamina di bidang distribusi BBM Pertamina Patra Niaga dan Elnusa Petrofin menghapuskan sistem kerja kontrak/outsourcing.

Sistem kerja outsourcing tanpa upah lembur dipandang membuat para buruh dipacu bekerja hingga 12 jam atau lebih. Padahal, mereka membawa muatan mudah meledak. Di Jakarta dan sekitarnya saja, empat buruh sudah tewas terpanggang karena kecelakaan kerja pada 2015 dan 2016.

Hari ini para buruh AMT berencana turun ke jalanan dengan membawa anak dan istri mereka.

"Kemarin kami bukan mengalah, tapi kami ingin memberikan kesempatan pada Hanif Dhakiri sebagai Menaker untuk menepati janjinya, Mempertemukan AMT dengan Direktur Pertamina," tegas Rudi.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA