Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah Mukhaer Pakkanna menilai bahwa langkah itu merupakan wujud kepedulian Presiden Jokowi kepada bisnis start-up yang dimiliki anak-anak muda di Tanah Air.
Kunjungan Jokowi ke kedai milik anak muda Indonesia itu patut diacungi jempol, mengingat saat ini semangat berwirausaha anak muda sedang melamah.
"Kunjungan ini ibarat oase yang memberi harapan dan motivasi dalam mengembangbiakkan usaha start-up," jelasnya kepada redaksi, Senin (3/7).
Dijelaskan Mukhaer bahwa jika ingin menjadi negara maju dan berdaya saing, tentu negara itu harus memperbanyak wirausaha baru.
Merujuk data statistik, Mukhaer memaparkan bahwa jumlah pengusaha di Tanah Air saat ini tidak jauh dari angka 1 persen dari penduduk Indonesia. Padahal menurut teori David McClelland, suatu negara akan menjadi makmur jika jumlah pengusaha mencapai 2 persen dari pendudukanya.
"Coba bandingkan dengan negara tetangga, misalnya Singapura, jumlah pengusahanya mencapai 7,2 persen, Malaysia 2,1 persen, Thailand 4,1 persen, Korea Selatan 4 persen, China dan Jepang mencapai 10 persen, sedangkan yang tertinggi adalah AS sebesar 11,5 hingga 12 persen," jabar Ketua STIE Ahmad Dahlan Jakarta itu.
Selanjutnya, sambung Mukhaer, meningkatnya jumlah pengusaha ini juga penting mengingat komposisi jumlah penduduk Indonesia yang usia produktif sangat besar. Terlebih, mulai tahun 2020 hingga 2030 Indonesia akan memperoleh bonus demografi, di mana penduduk produktifnya akan mencapai 70 persen.
Jika besaran komposisi ini tidak diisi oleh anak-anak muda kreatif dan inovatif dalam usahanya, kata Mukhaer, tentu akan menjadi malapetaka demografi. Ini artinya, bangsa Indonesia akan sulit menjadi negara maju dan akan tetap menjadi jongos produk negara-negara maju yang lain.
"Terus terang, saya mengapresiasi Presiden Joko Widodo dengan keinginannya hadir dan menikmati karya anak-anak muda kreatif. Karena anak-anak muda seperti itu yang akan mengukir kejayaan bangsa ke depan," tutup Mukhaer.
[ian]
BERITA TERKAIT: