Menurut Rudi, sejauh ini lembaga pemerintah dan swasta memang belum melakukan aktivitas perkantoran, sehingga perangkat komputer masih dalam keadaan mati. Namun tidak menutup kemungkinan, virus akan menyerang komputer setelah aktivitas perkantoran kembali beraktivitas.
"Kami tidak mau berspekulasi, ini aman atau tidak, karena yang mudik ini kan jutaan dari Jabodetabek, mereka kan belum masuk ke kantor, barangkali PC-nya (Komputer) belum dihidupkan. Kami berharap sebelum menyalakan komputer melakukan langkah-langkah pencegahan," ujarnya saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (30/6).
Virus Petya masuk bisa menyerang melalui pesan surel palsu, yang sampai di akun korban. Surel palsu itu juga bisa berbentuk informasi lowongan kerja dan si korban diminta untuk mengikuti sejumlah langkah yang dituliskan di email tersebut. Sehingga secara tidak sadar korban mengaktivasi virus itu.
Setelahnya komputer korban akan 'reboot' dan saat proses itu berlangsung, Petya menyerang Master Boot Record (MBR). Hasilnya, korban tidak bisa lagi mengakses datanya di harddisk.
Korban kemudian menerima informasi, untuk membayar 300 dolar Amerika Serikat (AS) dalam bentuk bitcoin, agar datanya kembali aman.
Sejauh ini virus telah menyerang negara-negara di Eropa Timur seperti Ukraina dan Asia Selatan seperti India.
[ian]
BERITA TERKAIT: