Ketua Kornas Fokal IMM Armyn Gultom menyebut bahwa kebijakan ini merupakan implementasi dari program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagaimana tertuang dalam Permendikbud 23/2017 tentang Hari Sekolah. Ia menyebut bahwa kontroversi yang muncul di tengah masyarakat saat ini disebabkan karena kekurangpahaman masyarakat akan terobosan positif Kemendikbud itu.
"Kornas Fokal mendukung penuh kebijakan Kemendikbud. Kami mensinyalir penolakan yang timbul dari sebagian kecil masyarakat karena dilandasi oleh kekurangpahaman mengenai terobosan positif Kemendikbud ini yang dilakukan untuk mendukung nawacita," ujar Armyn Gultom dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Rabu (14/6).
Armyn menjelaskan bahwa pokok utama PPK adalah upaya dari Mendikbud dalam menerjemahkan nawacita bahwa pendidikan karakter untuk mendapatkan porsi yang besar di sekolah. Mendikbud berharap generasi muda Indonesia bukan hanya cerdas dan terampil tapi juga berkeperibadian luhur dan berintegritas.
"Ada lima nilai utama yang akan diimplementasikan, yaitu religius, nasionalis, gotong-royong, mandiri, dan integritas," papar Armyn.
Menurutnya, kekhawatiran dari beberapa pihak bahwa PPK akan menyebabkan madrasah diniyah akan gulung tikar sangat tidak beralasan.
"Justru madrasah diniyah akan semakin kuat karena akan menjadi salah satu sumber belajar yang terintegtasi ke dalam PPK," pungkasnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: