Dalam rentan 13 tahun tersebut, ternyata ada satu lembaga survei yang berhasil menorehkan rekor akurasi hitung cepat.
Ahli riset dan peneliti dari Universitas Gajah Mada Sunarto Ciptoharjono dalam riset digitalnya berhasil menemukan bahwa ada rekor proses hitung cepat paling akurat yang pernah terjadi. Bahkan selisih hasil quick count dibandingkan hasil akhir KPUD tidak ada alias 0,00 persen.
"Ini artinya quick count yang merekor sejarah itu tak meleset sekecil apapun, alias identik persis dengan hasil KPUD," kata Sunarto dalam siaran persnya, Selasa (21/2).
Padahal, lanjutnya, quickcount itu diumumkan di hari pencoblosan. Sementara hasil resmi KPUD diumumkan dua minggu berselang.
Dijelaskan Sunarto bahwa rekor itu terjadi dalam pilkada di Sumbawa tahun 2010 yang dilakuka oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Rekor ini bahkan sudah diakui dalam rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai rekor quickcount dengan selisih terkecil.
Selain itu, LSI juga memecahkan rekor prediksi survei yang pernah terjadi dan diiklankan 13 kali untuk 13 wilayah yang melaksanakan pilkada dan terbukti akurat hasilnya dalam pilkada setempat.
"Mengumumkan hasil survei menjelang pilkada biasa dilakukan. Sedangkan yang kali ini hasil survei itu diiklankan di koran sebelum pilkada. Kemudian prediksi pemenang survei yang diiklankan itu terbukti sebanyak 13 kali di 13 wilayah pilkada," lanjutnya.
Rekor ini juga sudah diverifikasi dan dilegalkan dalam rekor MURI. Selain itu rekor sebagai konsultan politik yang memenangkan pemilu presiden tiga kali berturut turut oleh LSI juga telah diakui MURI.
"Ke depan, mungkin LSI Denny JA perlu ke kancah dunia seperti Guiness Book of Record. Sangat mungkin rekor nasional yang diperolehnya juga adalah rekor dunia untuk kategori itu," pungkas Sunarto.
[ian]
BERITA TERKAIT: