"Ke depan, nanti saya akan tetap mendarmabaktikan hidup saya untuk ikut memajukan bangsa dan negara tercinta ini menuju Indonesia Emas di tahun 2045," kata Agus di Wisma Proklamasi, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 15 Februari 2017.
Agus mengajak para pendukungnya dan generasi muda pada umumnya untuk tetap bersemangat mengusahakan yang terbaik dalam hal apa pun. Kaum muda bisa berbuat banyak hal untuk memajukan bangsa.
"Jangan pernah takut gagal, jangan pernah takut kalah. Berbuatlah yang terbaik, karena banyak sekali yang bisa dilakukan dan diperjuangkan oleh generasi muda Indonesia," kata Agus. Pidato kekalahan disampaikan Agus dengan senyum, sesekali suaranya terdengar bergetar.
Di sampingnya ada calon wakil gubernur Sylviana Murni dan sang istri, Annisa Pohan. Di depannya, para pendukung bersemangat dan meneriakkan yel-yel mendukung Agus. Dari lokasi lain, terberitakan bahwa wakil presiden Jusuf Kalla mengharapkan Agus Harimurti Yudhoyono menyambut kekalahan secara legowo sebab masih muda maka masih punya kesempatan pada masa mendatang.
Pernyataan JK dan AHY terasa sejuk sebab mencerminkan bahwa pemahaman makna demokrasi yang sebenarnya di Indonesia sudah tumbuh menjadi makin dewasa. Demokrasi bukan sekadar urusan kalah-menang di gelanggang pemilihan umum yang seharusnya bukan merupakan gelanggang untuk saling hujat dan saling fitnah demi saling mengalahkan.
Apabila para tokoh senior bersikap bijak seperti Jusuf Kalla dan para tokoh muda bersikap kesatria seperti Agus Harimurti Yudhoyono maka demokrasi di Indonesia dapat diharapkan akan mampu kembali ke fitrah inti makna demokrasi yang sebenarnya yaitu bukan dari rakyat oleh penguasa untuk penguasa namun dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat.
Yang senior mau pun yang muda tidak sibuk bertanya-tanya tentang apa yang negara dan bangsa bisa perbuat untuk diri mereka pribadi namun nyata melakukan apa yang mereka masing-masing bisa terbaik perbuat bagi negara dan bangsa. Demokrasi yang benar-benar benar adalah yang menempatkan rakyat bukan sebagai obyek untuk dikorbankan demi kepentingan kekuasaan namun rakyat adalah subyek yang wajib dihargai, dihormati dan dijunjung tinggi oleh mereka yang sudah dipilih oleh rakyat untuk menjadi pemimpin bangsa, negara dan rakyat.
Jusuf Kalla sudah membuktikan dirinya adalah seorang negarawan sementara perjalanan masih panjang bagi Agus Harimurti Yudhoyono untuk berjuang demi membuktikan dirinya bukan sekadar seorang pelaku politik namun seorang negarawan sejati. [***]
Penulis adalah pembelajar makna demokrasi
BERITA TERKAIT: