Demikian dikatakan Ketua Umum Yayasan Pembela Tanah Air (Yapeta) Tinton Soeprapto saat acara tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata, kemarin. Tabur bunga ini merupakan acara rutin tiap tahun dalam mengenang pahlawan PETA yang gugur saat melawan Jepang di Blitar 14 Februari 1945.
PETA dipimpin oleh Supriyadi yang konon tewas dibunuh Jepang dan jenazahnya belum ditemukan hingga kini. “Mereka yang gugur di Blitar kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta,†kata Tinton.
Turut hadir pula pebalap Ananda Mikkola yang juga putra Tinton dan cucu Soejatmo, salah satu pahlawan PETA, dan Soebronto Laras eks Wakil Ketua Umum PB Pelti yang juga menantu pahlawan revolusi Jenderal Anumerta Ahmad Yani. Sebelum melakukan tabur bunga, juga diadakan pertemuan antara pengurus Yapeta, keluarga pahlawan nasional untuk membahas perlunya pengakuan pemerintah bagi pahlawan PETA yang belum mendapat penghargaan ataupun pahlawan nasional.
Sayangnya pada masa sekarang generasi muda kurang mengetahui bahwa Indonesia memiliki tokoh-tokoh besar yang pernah bergabung di PETA seperti Ahmad Yani, Soeharto, Supriyadi. Padahal dengan semangat pantang menyerah mereka mampu mengalahkan penjajah dengan perlawanan dan senjata seadanya.
"Kita menjaga ini dengan kerja keras.
Nah semangat itu harus tumbuh dan ada dalam sanubari anak muda generasi bangsa. Untuk pejabat, jangan mengisi kemerdekaan dengan korupsi," ujar Tinton.
[wid]
BERITA TERKAIT: