Terlepas masih menimbulkan ketidakpuasan di sana sini, tapi bagaimana pun hal itu sudah menjungkirbalikkan opini yang terbangun selama ini. Ahok nyatanya tidak kuat-kuat amat. Dengan desakan yang begitu keras dari gerakan aksi massa umat Islam, tangan-tangan negara akhirnya tunduk terhadap kekuatan rakyat.
Para pengontrol bisnis dan keuangan yang bersembunyi di belakang Ahok nyatanya bisa saja ditekan dan dipukul dengan aksi massa. Sekali lagi ini mengonfirmasi betapa aksi massa sangat perkasa dan handal untuk memukul tirani.
Namun setelah Ahok ditersangkakan dan mitos kekuatan kapital dan politik di belakangnya dapat dirontokkan, sekarang timbul pertanyaan: mau kemana setelah Ahok dan kekuatannya dapat dipukul mundur?
Sudah semestinya transformasi gerakan harus lebih maju dan berdampak historis. Kita menyarankan agar para pemimpin dan penggerak aksi massa umat Islam tidak menyia-nyiakan kesempatan, yaitu dengan mendeklarasikan suatu resolusi yang meneguhkan amanat dari aksi massa yang sudah berhasil memukul mundur gerakan politik dan ekonomi konspiratif yang bersembunyi di belakang Ahok.
Adapun isi resolusi tersebut memuat tentang pentingnya afirmasi atas hak dan keistimewaan umat Islam di Indonesia mengingat peran dan kekuatan historisnya, termasuk yang telah dicapai aksi massa Islam 14 Oktober 2016 dan 4 November 2016.
Resolusi itu harus menjadi konvensi yang diletakkan sebagai fatsoen politik dan kebijakan ipoleksosbudhankam. Misalnya dapat diturunkan sebagai alas dan filsafat kebijakan nasional dan lokal. Hal ini penting agar keberhasilan aksi massa dapat dikenang dengan wujud positif. [***]
Penulis adalah mantan Ketua Umum PB HMI
BERITA TERKAIT: