Saling Tuduh Bikin Negara Tak Sehat

Pandangan Politisi Gerindra

Rabu, 09 November 2016, 09:57 WIB
Saling Tuduh Bikin Negara Tak Sehat
Presiden Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
rmol news logo Gaya kepemimpinan Presiden Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianggap tidak ada bedanya. Begitu ang­gapan Gerindra menyikapi sikap presiden dalam merespons demonstrasi.

Partai Demokrat menjadi pihak yang paling geram atas pernyataan Jokowi soal aktor politik dibalik demo 4 November lalu. Meskipun tidak menyebut secara langsung, Demokrat menganggap SBY menjadi pihak yang disudutkan atas pernyataan Jokowi tersebut.

Ketua DPP Partai Gerindra, Desmond J Mahesa mengang­gap, tudingan yang disampaikan kepala negara bukan hanya di­lakukan Jokowi. SBYsaat masih menjabat sebagai presiden, lan­jut Desmond, juga kerap mem­buat statemen dengan tudingan-tudingan pada pihak tertentu.

"Iya ini sesuatu membuat pemerintahan kita enggak sehat. Selalu main kekurangannya ditu­tupi dengan tuduh orang lain, ini mirip-mirip SBY, selalu tuduh ada orang di belakang itu, selalu ada gerakan yang tidak suka dia, wataknya jadi watak yang eng­gak bagus lagi," kata Desmond di Jakarta, kemarin.

Wakil Ketua Komisi III ini menyarankan, Jokowi untuk tidak mengumbar ucapan yang mengandung unsur fitnah. Tudingan Jokowi, lanjutnya, membuat stabilitas nasional terganggu.

"Kalau kita tuduh di belakang ini Jokowi juga enggak bener, membuat lambat, kita jangan masuk ke ranah-ranah yang buat fitnah, yang buat kepent­ingan nasional kita terganggu," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto menilai tudingan SBY dibalik aksi demo kemarin meru­pakan fitnah yang keji. Bahkan, lanjut Didi, fitnah yang dilancar­kan terhadap SBY bukan baru kali pertama terjadi.

"Kita semua tahu bahwa ada sebagian lawan politik SBY yang sejak awal beliau memimpin bangsa hingga saat ini konsisten melakukan penyerangan dengan cara-cara yang tidak bermarta­bat, bahkan halalkan segala cara termasuk fitnah," kata Didik.

Ia memahami bahwa oknum yang tidak bertanggung jawab yang sengaja menghembuskan isu seolah-olah SBY adalah dalangnya. Oknum tersebut, kata dia, merupakan pihak yang tidak bisa menyaingi SBY dalam ber­buat yang bermanfaat terhadap rakyat.

"Alhasil, untuk menutupi segala kekurangan dan ketidak­mampuannya hanya dengan cara memfitnah SBY," ujar anggota Komisi III DPR ini.

Menurut dia, tudingan terh­adap mantan Presiden Republik Indonesia ke-6 itu sangat tidak mendasar dan sampah. Akan tetapi, apabila hal ini tidak dibantah maka dianggap men­jadi persepsi yang keliru di masyarakat.

Kemudian, jika dijawab dan klarifikasi oleh SBY dengan data, fakta dan cara yang bisa dipertanggungjawabkan, mereka seperti cacing kepanasan dan hanya bisa jawab dengan fitnah dan berita bohong. "Itulah sesungguhnya pecundang yang tidak berani berkompetisi secara fair dan terbuka," jelas Sekretaris Fraksi Partai Demokrta ini. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA