Analis politik & HAM dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga menilai, berlarut-larutnya kekosongan Menteri ESDM definitif akan menimbulkan preseden buruk di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu, banyak program-program Nawacita Presiden Joko Widodo akan berjalan tersendat-sendat dikarenakan belum adanya Menteri ESDM yang defenitif.
"Ada kesan negatif apabila Presiden Jokowi mengulur-ulur waktu menunjuk pejabat baru Menteri ESDM. Dengan mempertahankan Luhut sebagai Plt, ada kesan kepentingan politik tertentu, padahal posisi Luhut tak kalah strategis sebagai Menko Maritim untuk mengkordinasikan tugas-tugas menteri yang di bawah naungannya," ujar Andy, Selasa (30/8).
Selain itu, lanjut Andy, masih banyak tokoh atau pakar ESDM dari ITB, ITS dan praktisi perminyakan Indonesia yang memimpin perusahaan-perusahaan minyak dan gas internasional yang mumpuni untuk memimpin kementerian ESDM.
"Sekarang, tinggal bagaimana political will Pak Jokowi untuk melakukan seleksi yang terbaik diantara orang-orang profesional tersebut untuk menjadi Menteri ESDM, sehingga kesan mengkluster Kementrian ESDM dengan menunjuk seorang Plt dapat disalahartikan Presiden akan memanfaatkan kementerian yang "basah" ini untuk kepentingan tertentu," tukas dia.
[rus]
BERITA TERKAIT: