China Paling Diuntungkan Kalau Indonesia Anut Sistem Dwikewarganegaraan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 25 Agustus 2016, 19:48 WIB
China Paling Diuntungkan Kalau Indonesia Anut Sistem Dwikewarganegaraan
Buruh asal China/Net
rmol news logo Wacana agar Indonesia mengakui dwikewarganegaraan harus ditolak. Pasalnya hal tersebut tidak sesuai dengan trilogi pribumi yang akan berdampak hilangnya kedaulatan NKRI.

Demikian disampaikan Dosen Damai dan Resolusi Konflik (DRK) Universitas Pertahanan (Unhan) Dahrin La Ode dalam diskusi "Nasionalisme dan Masalah Dwi-Kewarganegaraan di Indonesia" di Tebet, Jakarta, Kamis (25/8).

"Trilogi itu isinya pribumi pendiri, penguasa, dan pemilik negara. Pribumi dikuasai non pribuni gimana rasanya? JJ Rousseau pernah bilang kedaulatan jangan pernah dibagi. Kalau bisa kasih warganegara ke orang nonpribumi, ya bagi kedaulatan. Ini saya selalu ajarkan sama Sesko TNI AU," kata Dahrin

Menurutnya, kalau dwikewarganegaraan diterapkan, negara yang paling diuntungkan adalah Tiongkok. Pasalnya setelah pemerintah Jokowi sepakat untuk mendatangkan buruh murah dari China, data terbaru juga menunjukkan jika warga Tiongkok di Indonesia sudah mencapai 7 juta jiwa lebih.

"Tiongkok terkenal malas bayar pajak. Hampir 80 persen sekarang ekonomi dikuasai Tiongkok. Mereka pasti berebut jadi warga negara Indonesia," kata Dahrin.

Dalam sejarah republik, Dahrin juga membeberkan jika Tiongkok merupakan bangsa yang membela penjajahan di Indonesia, berbeda dengan suku arab dan lainnya. "Yang bantu Westerling di Makassar, itu Cina. Di Tanah Batak juga begitu. Jadi hati-hati dengan politik China," demikin Dahrin. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA