Hari ini festival tersebut memasuki babak final.
Menurut Koordinator Nasional BMF 2016, Charles Honoris selama kompetisi berlangsung animo anak muda pecinta musik sangat tinggi. Mereka, ujar anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan ini dalam kompetisi itu menampilkan karya dan kreativitas terbarunya.
"Lewat karya kreativitasnya anak-anak muda merasa memiliki dan menjadi pemeran cerita dalam setiap detik perjalanan perubahan bangsa Indonesia," kata Charles Honoris kepada wartawan pada pembukaan final BMF 2016 di Jakarta, Rabu (1/6).
Menurut dia, ajang final yang memperebutkan hadiah Piala Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri ini dan hadiah ratusan juta serta berkesempatan masuk dapur rekaman ini diikuti oleh 24 grup band terbaik dari seluruh Indonesia.
"Grup band yang akhirnya berkesempatan bertarung di final merupakan grup musik terbaik yang menang kompetisi di tingkat kabupaten dan provinsi masing-masing. Menariknya, semua grup yang tampil di final tahun ini semuanya anak-anak muda yang berusia tidak lebih dari 30 tahun," kata Charles lagi.
Dia kembali menegaskan kalau kompetisi BMF 2016 adalah wahana generasi muda dalam mengekspresikan gejolak nasionalisme melalui musik. Kreativitas musik, ujarnya lebih diarahkan kepada nilai-nilai kebangsaan yang pernah dikumandangkn oleh Bapak Pendiiri Bangsa yakni Bung Karno.
"Makanya kami melaksanakan BMF 2016 ini dilaksanakan pada Juni yang merupakan bulan peringatan Bung Karno dan sekaligus dalam rangka HUT PDI Perjuangan ke-43," ujarnya.
Dalam konteks itu pula, Charles menambahkan secara tidak langsung kaum muda yang tergabung dalam grup musik peserta final BMF 2016, akhirnya diperkenalkan dengan istilah-istilah dan pemikiran Bung Karno yang dimanifestasikan dalam judul lagu wajib mereka seperti Vivere Pericoloso, Point of No Return, Gemah Ripah Loh Jinawi dan Bung Karno Bapak Bangsa.
"Keempat judul lagu baru itu wajib mereka bawakan saat berkompetisi dari tingkat kabupaten hingga final tingkat nasional," kata Charles lagi.
Menurut dia, lagu wajib tersebut merupakan ciptaan grup band Rodinda yang dibentuk oleh Prananda Prabowo. Prananda yang menjabat sebagai Ketua DPP PDI Perjuangan bidang ekonomi kreatif, juga penggagas acara BMF 2016.
Nah, pada final kali ini, kata Charles, para peserta akan tampil membawakan 1 lagu wajib dan satu lagu pilihan bebas. Bahkan, mereka diberikan kesempatan untuk melakukan aransemen sesuai dengan jenis musik dan genre masing-masing grup peserta.
Sedangkan dewan juri yang dilibatkan pada ajang final adalah seluruh personil Rodinda dan diperkirakan ajang ini selesai nanti malam.
Charles Honoris pada kesempatan itu menegaskan kalau banyak pihak menilai positif perhelatan musik yang digelar PDI Perjuangan tersebut dan berharap dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahun dengan melibatkan banyak peserta. Dan tentunya dengan hadiah yang besar pula.
"Tantri Kotak, Pongky Barata, Cokelat dan Citra Scholastika mengapresiasi gelaran musik yang kami laksanakan. Dan mereka berharap bisa menjadi wadah kreativitas anak muda dalam bermusik. Artinya nasionalisme bisa tumbuh tidak saja lewat ajang seminar dan diskusi tapi lewat ajang seperti BMF dan kesenian lainnya," demikian Charles.
[zul]
BERITA TERKAIT: