Sebelumnya tersiar kabar bahwa Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyusun rencana pembentukan
holding atau perusahan induk dari perbankan "pelat merah". Calon perusahaan yang dipertimbangkan sebagai induk adalah Bahana dan PT Danareksa.
Niat pemerintah itu dibaca sebagai upaya mengaburkan pertanggungjawaban utang luar negeri tiga bank BUMN yang sebelumnya mendapat kucuran dana sebesar Rp 43 triliun dari China.
Rachmawati heran, mengapa bank-bank sehat (Mandiri, BNI, dan BRI) harus dilebur di bawah perusahaan induk.
"Ini kerjaan rezim penguasa untuk mengaburkan pertanggungjawaban utang-utang luar negeri bank-bank BUMN," tuding politisi senior, Rachmawati Soekarnoputri, kepada wartawan, Kamis (18/2).
Ia menduga langkah itu tak jauh beda dengan perubahan Bank Century yang bangkrut menjadi Bank Mutiara. Sistem yang salah, menurut dia, tak pantas dilanjutkan. Hal ini tak beda juga dengan komitmen memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme peninggalan Orde baru berganti dengan kasus mega-korupsi BLBI yang mengikat negara dalam utang kepada swasta sampai sekarang.
"Bagaimana Komisi XI DPR, kenapa diam saja? Jangan sampai ada dugaan 'money politic' berhubung partai-partai yang ada ini sudah jadi stempel penguasa. DPR sudah disorientasi, membela oligarki," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: