Bintang: Agung Laksono Korban Politik Zig Zag

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 07 November 2015, 11:44 WIB
Bintang: Agung Laksono Korban Politik Zig Zag
agung laksono/net
rmol news logo Kondisi internal Golkar yang semakin terpuruk setelah Silaturrahmi Nasional (Silatnas), membuat Eksponen Ormas Tri Karya Golkar (EO-TKG) turun tangan.

Hal itu dikemukakan Kordinator EO-TKG, Zainal Bintang, kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (7/11). Menurut tokoh senior Golkar itu, selaku wadah komunikasi kader sejati Golkar, EO-TKG tidak boleh tinggal diam.

"Selaku moral force (kekuatan moral), wajib hukumnya mencari solusi demi kejayaan dan kelanjutan eksistensi Golkar,” tegas Bintang.

Rentetan Islah Golkar yang berlangsung nyaris satu tahun penuh yang berujung pada acara Silatnas pada Minggu malam (1/11) di kantor pusat Golkar di Slipi, Jakarta Barat, dinlai Bintang "layu sebelum berkembang".

"Penyebabnya karena ada tabrakan kepentingan jangka pendek alias politik praktis antar ARB (Aburizal Bakrie), AL (Agung Laksono) dan JK (Wapres RI, Jusuf Kalla),” ujar Bintang.

Harapan timbulnya perdamaian abadi di internal Golkar mencuat ketika berhasil dilaksanakan puncak islah yang bernama Silatnas, karena berhasil mempertemukan dua kubu sekaligus dengan JK di markas besar Golkar, yang selama satu tahun dikuasai kubu Munas Ancol di bawah kendali AL.

"Tapi apa yang terjadi? Perdamaian yang diharapkan telah menemui jalan buntu,” kata Bintang.  

Pada saat memberi sambutan pada acara Silatnas, AL dengan tegas mengatakan akan menempuh jalur politik, berdamai dengan kubu ARB  di luar jalur hukum. Namun, tidak sampai hitungan puluhan jam, kubu Munas Ancol memutuskan mengajukan kasasi atas putusan Mahkamah Agung (MA) yang meminta Menkumham membatalkan SK Munas Ancol.

Menurut Bintang, kubu Munas Jakarta telah menjadi "korban" permainan zig zag politik yang dimainkan kubu ARB. Kubu Munas Jakarta juga dibingungkan sikap JK yang terkesan "bolak balik".

"Yang saya lihat ada dua pukulan telak yang diderita kubu AL paska Silatnas. Pertama adanya desakan JK kepada Menkumham Yasonna Laoly untuk mengeluarkan SK pembatalan Munas Jakarta. Kedua, pernyataan terbuka Yorris Raweyai di media yang sudah tidak sejalan dengan Agung Laksono,” terang Bintang.

"Semua orang tahu, JK yang memberi semangat kepada AL dan Yorris adalah orang kuat di belakang Munas Jakarta," ungkapnya lagi.

Menurut dia, kemelut dalam tubuh Golkar hanya dapa diselesaikan melalui konsolidasi kader dan pengurus yang tidak terlibat dalam konflik yang dipicu oleh kepemimpinan ARB dan AL.

Bintang dan kawan-kawannya yang tergabung dalam paguyuban EO-TKG merencanakan kembali "turun gunung" meluruskan penyimpangan jalannya Partai Golkar, oleh segelintir elite yang tidak mengahayati ideologi karya kekaryaan sebagai jatidiri Golkar.

EO-TKG yang dipimpin oleh Zainal Bintang bersama Prof.Suhadriman selalu bersikap kritis terhadap kinerja pengurus Partai Golkar sejak sepuluh tahun terakhir ini.

"Kami ini tidak punya ambisi mau jadi Ketum Golkar. Kami hanya menjadi pengawal konstitusi Golkar, itu saja,” tegas eks wartawan senior itu menutup keterangan. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA