Demikian info dari sahabat dekat Haryanto, Erros Djarot, melalui pesan singkat kepada wartawan.
Namun beberapa saat kemudian, Erros meralat informasinya tersebut. Menurutnya, hingga saat ini pria yang pernah diculik di era gerakan reformasi itu masih hidup tapi dalam keadaan koma parah alias mati suri.
Erros pun meminta maaf kepada masyarakat atas informasi keliru yang sempat diberikannya.
"Sekali lagi maaf atas pemberitaannya yang dikirim dari saudara Pak Taslam ternyata kurang tepat," ralat Errot.
Sebelumnya, Erros menjelaskan bahwa Haryanto Taslam telah menderita gagal ginjal selama beberapa waktu. Sebelumnya Haryanto sudah rutin cuci darah tiga kali dalam seminggu. Sejak Jumat kemarin (13/3), kondisi Haryanto sudah kritis. Hidupnya hanya ditunjang mesin alat bantu.
Beberapa sahabat Haryanto di PDI Perjuangan bahkan sempat mengucapkan bela sungkawa. Salah satu di antaranya, Eva Kusuma Sundari melalui akun twitternya
@evndari.
"Alfatihah dan shalawat unt m Hartas," tulis Eva menanggapi status akun twitter
@Dianasasa yang juga mengabarkan Haryanto meninggal.
Sebelum bergabung ke Partai Gerindra, Haryanto Taslam adalah loyalis PDI pro Megawati Soekarnoputri (Pro Mega). Dia menjadi salah satu korban penculikan bersama dengan sejumlah aktivis demokrasi di periode 1996-1998.
Lompatan besar dilakukannya pada 2009, dengan bergabung ke Partai Gerindra yang didirikan Prabowo Subianto. Ia sempat mengaku kecewa kepada PDIP yang sudah dikuasai para politisi "kost-kostan".
[wid]
BERITA TERKAIT: