"Bukan ideologi yang membedakan mereka tapi karena kepentingan," tegas pakar politik dan militer, Salim Said, dalam diskusi yang digelar radio
Smart FM, Sabtu pagi (28/2).
Salah satu penyebab partai-partai politik di era reformasi ini mudah terpecah adalah karena tidak ada yang "mengikat" mereka. Ia mencontohkan apa yang terjadi dengan partai senior, Golkar
"Ini juga yang terjadi di Golkar sekarang. Dulu (zaman Orde Baru) mereka aman karena dijaga Pak Harto," tegasnya.
Menurut dia, saat ini Golkar sedang berjuang menemukan cara bagaimana mencari pemimpin. Namun, cara mencari pemimpin itu dilakukan tanpa standar ideologis.
"Yang saya lihat adalah duit," tegasnya.
Contohnya, lanjut dia, saat Jusuf Kalla pada tahun 2004 berhasil merebut Golkar untuk mengamankan pemerintahan yang dipimpinnya bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"JK itu apa tidak pakai duit? Dalam Kongres di Pekanbaru, Aburizal Bakrie juga menang karena duitnya banyak," ujarnya.
"Golkar juga butuh regenerasi, tapi anak-anak muda itu punya duit atau enggak?" ungkap Salim.
Menurut dia, cara-cara berpoilitik yang tidak ideologis itu bersumber dari tatanan dan cara berpolitik Orde Baru yang tidak menganggap ideologi dan partai politik sebagai hal penting.
[ald]
BERITA TERKAIT: