Ngeri, Cara Jokowi Melibas BG

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Jumat, 20 Februari 2015, 17:54 WIB
Ngeri, Cara Jokowi Melibas BG
adhie massardi/net
rmol news logo Analis politik kawakan, Adhie M. Massardi, tidak setuju dengan cara Presiden Joko Widodo menghempaskan Komjen Budi Gunawan (BG) dari orbit pimpinan Polri.

Hal ini jadi sikap Adhie meski ia sendiri termasuk salah seorang penentang keras dicalonkannya BG sebagai Kapolri oleh Jokowi karena rekam jejak yang dinilai buruk.
 
"Saya tidak tahu dendam kesumat apa yang membuat Jokowi begitu tega dan dengan dingin mempermalukan BG di muka umum, bahkan di dunia internasional," ujar koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB.) ini kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat petang (20/2).
 
Menurut Adhie, kalau hanya karena ketidaksukaan,  Presiden Jokowi sebetulnya bisa menolak BG sebagai kandidat Kapolri walau dari manapun nama itu diusulkan. Bila riskan kepada "sponsor" BG, Jokowi bisa lekas menarik nama BG dari DPR setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan BG sebagai tersangka, sehingga tidak diproses lebih lanjut oleh Komisi III di Senayan.
 
Yang dilakukan Jokowi, dengan pernyataannya pada 16 Januari lalu yaitu "menunda, bukan membatalkan pelantikan BG," Jokowi justru seperti menggantung BG yang sudah mulai jadi bulan-bulanan publik, terutama di media sosial.
 
Jokowi juga seperti kian menikmati hujatan masyarakat terhadap BG dengan menggantung nasib BG dengan seolah-olah menunggu proses praperadilan yang diajukan BG di PN Jakarta Selatan. Padahal, Jokowi sudah menyiapkan pembatalan nama BG sebagai Kapolri, apa pun hasil keputusan PN Jaksel.
 
"Orang Jawa memang punya cara tersembunyi dalam melampiaskan kejengkelannya. Tapi saya tidak menyangka cara Jokowi melibas BG begitu dingin, dan menurut saya ini sudah melampaui batas, bahkan menurut ukuran budaya Jawa," ungkap jubir presiden era Gus Dur ini.
 
Katanya, apa yang dilakukan Jokowi kepada BG bukan hanya merusak kredibilitas petinggi Polri lainnya, juga institusi Kepolisian RI sebagai lembaga penegak hukum porak-poranda.
 
Dampak lain dari skandal "Presiden vs BG" ini adalah tergerusnya institusi KPK, DPR yang sudah merekomendasi BG, terutama PDIP dan ketua umumnya Megawati Soekarnoputri, yang oleh masyarakat terlanjur dituduh sebagai "orang di balik keharusan Jokowi melantik BG".
 
Adhie mengaku tidak tahu apa yang membuat BG diperlakukan secara malampaui batas oleh Jokowi.

"Apakah BG pernah berusaha menjegal dirinya untuk dicapreskan PDIP, atau ini hanya merupakan pelampiasan kemarahan kepada Megawati? Wallahu’alam bissawab," pungkasnya. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA