Sekjen Partai Golkar versi Munas Jakarta, Zainudin Amali mengatakan kendala yang sama juga dialami partainya. Nyaris setelah reformasi bergulir, Golkar belum menemukan skema tranformasi kepemimpinan dan regenerasi yang mantap. Akibatnya, suara Golkar selalu merosot dari pemilu ke pemilu.
Sebenarnya, kata dia, prosesi pergantian kepemimpinan melalui mekanisme Pilkada langsung di daerah masih menjadi skema jitu untuk melahirkan pemimpin-pemimpin baru. Karena itu, dia termasuk tokoh yang kencang menyuarakan Pilkada langsung tetap diberlakukan.
Tetapi keberlanjutan nasib Pilkada masih akan ditentukan DPR pada 12 Januari nanti. Harapan Zainudin, suara yang mendukung Perppu Nomor 1/2014 tentang Pilkada Langsung yang dikeluarkan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bulat nantinya. Sebab, Perppu itu mencabut dan menyatakan tidak berlaku UU Nomor 22/2014 tentang Pilkada tidak langsung atau melalui DPRD.
Apabila harapan itu menjadi kenyataan, sambung dia, Golkar meski bersiap menghadapi tantangan yang lebih besar ke depan. Sebab rumusan pelaksaan Pilkada berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Mulai akhir tahun depan, Pilkada dilakukan secara serentak. Pada 2015 ini ada 204 daerah yang bersiap melakukan tranformasi kepemimpinan.
Dalam pelaksanaan Pilkada kali ini, Golkar perlu berperan lebih untuk mendorong terjadinya tranformasi kepemimpinan di tingkat lokal. Penjaringan calon pemimpin daerah yang diusulkan dari partai ini harus mempunyai integritas, kompetensi dan kapabilitas yang dibutuhkan untuk membenahi tata kelola pemerintahan di daerah. Syarat lain bisa disingkarkan terlebih dahulu.
Untuk mencari calon pemimpin yang mempunyai syarat itu tidaklah muda. Karena itu dari segi kaderisasi persiapan untuk melahirkan pemimpin di masa depan menjadi penting. Jelas dia, tidak ada seorang pemimpin besar yang jatuh datang dari langit. Seorang pemimpin besar pasti tumbuh dari bumi, dibentuk oleh pengalaman-pengalaman yang membuatnya tertempa.
"Di sini sisi pentingnya membuka lebar-lebar kelembagaan partai, untuk memberi kesempatan bagi golongan muda untuk banyak belajar dan berkarya. Dengan begitu, makin banyak orang muda yang terlibat maka semakin besar kemungkinan tokoh-tokoh muda lahir dari rahim Partai Golkar," sebut Zainudin, Jumat (9/1).
Jika hal itu bisa terjadi di tingkat lokal, sambung dia, maka dalam skala yang lebih luas di tingkat nasional, Golkar tak perlu kebingungan lagi untuk mencari stok pemimpin. Lahir-lahirnya tokoh dan pemimpin di tingkat lokal akan memperkaya organisasi dalam skala nasional.
"Tetapi, yang penting dicatat kemudian, lahirnya tokoh-tokoh muda dari daerah itu nantinya, harus diimbangi dengan perbaikan sistem tranformasi kepemimpinan dalam kelembagaan partai. Pelaksanaannya wajib berjalan secara demokratis agar tak terjadi perpecahan," demikian Zainudin.
[rus]
BERITA TERKAIT: