Demikian disampaikan pengamat politik senior AS Hikam. Menurut dia Mendikbud sebelumnya, Muhammad Nuh, membuat kebijakan kurikulm 2013 hanya bedasarkan kejar tayang untuk popularitas semata, dan sama sekali tidak berfikir tentang pendidikan bangsa dan generasi muda, apalagi berfikir tentang nasib bangsa.
"MN (Muhammad Nuh) dan para pejabat seperti Wamendikbudnya, kendati bergelar Profesor, terkesan tidak memiliki empati dan pandangan jauh ke depan terhadap perkembangan bangsa dan hanya memikirkan bagaimana program tersebut berlaku. papar Hikam dalam akun facebooknya (Minggu, 7/12).
Dia yakin kebijakan Menteri Anies ini akan disambut baik oleh mayoritas pelaksana pendidikan dasar dan menengah karena mereka menganggap sejak awal kebijakan kurikulum 2013 membawa masalah. Misalnya, mengutip pandangan figur pendidik terkemuka Prof. Dr. Yohannes Surya, kurikulm 2013 menimbulkan kerancuan dalam metode pembelajaran sains.
Meski demikian, kata dosen senior HUbungan Internasional Presiden University ini, kebijakan penyetopan kurikulum 2014 dan memberlakukan kurikulum 2006 juga perlu dikritisi. Anies Basedan perlu memantau perkembangan yang ada di lapangan, setidaknya agar kebingungan dan kekacauan tidak terjadi.
Selain itu, perlu juga ada perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan termasuk evaluasi apakah kurikulm 2006 sudah cukup atau masih perlu ditingkatkan kualitasnya. Terutama keberhasilan pendidikan di level SD adalah yang paling penting dan menentukan kualitas para anak didik di masa depan.
"Sambil mengapresiasi langkah Mendikbud, kita perlu terus memantau dan memberi masukan kepada Pemerintah agar pendidikan dasar benar-benar menjadi landasan utama bagi pemajuan, pencerdasan, dan pencerahan bangsa kita," demikian Hikam.
[dem]
BERITA TERKAIT: