Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Buya Syafi'i Yang Usulkan Agar Jokowi Jangan Pakai Kabinet Trisakti

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Senin, 27 Oktober 2014, 10:53 WIB
rmol news logo Presiden Joko Widodo pada awalnya akan menamakan pemerintahannya Kabinet Trisakti. Tapi tidak jadi. Saat diumumkan kemarin, Jokowi menyebutnya dengan Kabinet Kerja.

Mantan Penasihat Tim Transisi Jokowi-JK, Prof. Ahmad Syafi'i Ma'arif, tak menampik nama Kabinet Trisakti sempat mengemuka. Namun, dia menyarankan agar tidak menggunakan nama tersebut.

"Saya pernah katakan di Rumah Transisi di hadapan JJ (Jokowi-JK) jangan pakai nama itu," jelasnya saat dihubungi RMOL pagi ini (Senin, 27/10).

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang akrab disapa Buya Syafi'i ini mengakui kandungan makna Trisakti tersebut bagus sekali. Karena berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan merupakan cita-cita kemerdekaan.

Tapi, slogan itu disampaikan Bung Karno saat kekuasaannya hampir jatuh.

"Saya mengerti betul sejarahnya. Saya paham betul konteksnya. Bung Karno mengucapkan itu pada saat kekuasaanya sudah hampir jatuh," jelas Gurubesar Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta ini.

"Bung Karno kan tidak bisa melaksanakannya. Kalau satu hal yang nggak bisa dilaksanakan oleh penciptanya, lalu bagaimana...," sambungnya tanpa merinci.

Maksudnya, bagaimana mungkin orang lain bisa menjalankannya? Atau karena terlalu berat bagi Jokowi?

"Bukan terlalu berat. Tidak boleh pakai nama itu. Nama itu nanti panjang ceritanya itu," elak Buya Syafi'i.

Lalu alasan pastinya sehingga jangan memakai nama itu?

"Anda tahu ya, pada waktu Bung Karno berkuasa, ada 1, 2 kelompok yang disakiti. Sutan Syahrir umpamanya. Dia kan dipenjarakan dan mati di luar negeri. Padahal tidak ada salahnya. Nanti akan terbongkar luka lama. Akan sakit hati lagi orang yang mengerti. Kalau nggak mengerti, nggak apa-apa. Tapi saya mengerti. Orang yang ngerti sejarah pasti paham. Makanya tidak usah membuka luka lama itu. Tapi isinya boleh dilaksanakan. Karena (Trisakti) bagus sekali," jelasnya.

Namun, dia tidak bisa memastikan apakah nama Kabinet Trisakti tidak jadi dipakai betul-betul karena usulannya tersebut atau karena ada hal lain lagi. "Tapi apakah karena usul itu, saya tidak tahu juga," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA