"Kenaikan harga BBM akan berdampak pada tingkat biaya hidup yang akan semakin mahal. Jjelas ini akan membuat ekonomi keluarga buruh akan semakin terperosok ke jurang kemiskinan jika upah buruh tidak ditingkatkan," ujar Ketua DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono, dalam keterangannya kepada
RMOL (Jumat, 24/10).
Selama ini anggaran untuk subsidi harga BBM yang dikurangi atau diicabut tidak pernah dialokasi untuk kepentingan kesejahteraan kaum buruh. Akibatnya setiap kenaikan harga BBM dilakukan kaum buruh selalu dirugikan sebab pengusaha tidak mau menaikan upah mereka.
"Dengan menaikkan UMR sebesar 30 persen diharapkan daya beli kaum buruh bisa meningkat sehingga bisa memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi," katanya.
DPP Gerindra mendukung kaum buruh yang memperjuangkan kenaikan UMR hingga 30 persen. Bagi Gerindra, tuntutan kaum buruh di akhir tahun 2014 ini sangat lumrah dan pantas.
Agar UMR bisa naik 30 persen, DPP Partai Gerindra meminta seluruh anggota legislatifnya mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi di seluruh Indonesia mendukung dan memperjuangkannya. Selain itu, anggota legislatif dari Gerindra juga diimbau menerima delegasi buruh jika mengadu terkait masalah perburuhan.
"Namun demikian partai Gerindra juga mengimbau kaum buruh meningkatkan produktivitas agar perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar upah minimum buruh yang naik hingg 30 persen," pungkas Arief yang juga Ketua Feerasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini.
[dem]
BERITA TERKAIT: