Anggota DPR F-PDI Perjuangan, Bambang Beathor Suryadi bin Ujang Sarbini yang terusik mengirimkan sepucuk surat terbuka untuk Presiden SBY. Pengganti alm. Taufiq Kiemas ini menulis harapan agar pertemuan tersebut bisa terwujud.
Surat prakarsa pertemuan SBY dan Mega ditulis Beathor hari ini. Menurut dia, rekonsiliasi Mega dengan SBY perlu diwujudkan karena ada persoalan serius yang saat ini mengancam bangsa dan Negara. Jika diantara anak bangsa terjadi perpecahan, maka kita tidak akan bisa lepas dari ancaman tersebut.
"Saya sebagai anggota DPR RI "memprakarsai" pertemuan tersebut," kata Beathor kepada redaksi (Minggu, 17/8).
Hubungan Mega dan SBY merenggang sejak 2004. Hubungan keduanya merenggang sejak SBY memutuskan maju dalam Pemilu Presiden 2004. Saat itu, SBY merupakan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan era Presiden Megawati. Dalam Pemilu 2004, Megawati yang maju berpasangan dengan Hasyim Muzadi dikalahkan oleh pasangan SBY dan Jusuf Kalla.
Ancaman nyata bagi Indonesia, kata Beathor yang juga merupakan deklarator Relawan Pejuang Demokrasi (Prodem), organ sayap PDIP, adalah masih belum mampu membentengi bangsa, Negara dan rakyat dari rongrongan ideologi dan kepentingan bangsa lain. Padahal, bangsa Indonesia sudah merdeka selama 69 tahun dari penjajahan bangsa asing.
"Indonesia yang kaya raya sekarang ini menjadi "rebutan" gerakan internasional baik ekonomi liberal maupun gerakan bersenjata Islamic State Irak dan Suriah (ISIS) dan juga gerakan-gerakan lainnya yang bertentangan dengan ideologi Pancasila," demikian bagian lain isi surat Beathor, anggota DPR yang menggantikan almarhum Taufiek Kiemas.
[dem]
BERITA TERKAIT: