Pesan ini disampaikan SBY dalam video yang diunggah ke situs Youtube sekitar pukul 14.00 WIB kemarin. Video yang diberi judul "Presiden SBY: Menang Tenggang Rasa, Kalah Besar Jiwa" hingga pukul 22.00 WIB Jumat (25/7) malam sudah ditonton sebanyak 4.570 kali. 435 akun diantaranya memberikan tanda jempol dan 103 orang memberikan komentar atas pesan SBY ini.
SBY menyatakan, pasca keputusan KPU pada 22 Juli lalu, semua pihak harus berpikir jernih dan saling menghormati. Semua pihak harus dihormati. Baik KPU, kubu Jokowi-JK, maupun kubu Prabowo-Hatta harus sama-sama dihargai.
Untuk KPU, kata presiden, adalah lembaga yang mandiri dan independen. "Kita mesti percaya KPU dan mengormati hasil penghitungan yang dilakukan KPU," ucap SBY.
Untuk sikap Jokowi-JK yang menggelar syukuran pasca pengumuman kemenangan oleh KPU juga harus dihormati. Menurut SBY, sikap Jokowi-JK dan pendukungnya yang bersuka cita adalah wajar. Namun SBY tetap berpesan agar dalam bersuka cita itu tetap tenggang rasa. Hal itu dia sampaikan langsung saat mengucapkan selamat via telepon ke Jokowi. "Pak Jokowi punya pandangan sama, saya senang," katanya.
Sikap Prabowo yang tidak memerima pengumuman KPU dan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi juga harus dihormati. Kata SBY, sikap Prabowo ini dibenarkan oleh konstitusi dan undang-undang yang berlaku. "Ini bukan hal yang luar biasa," ujarnya.
Karena itu, SBY mengajak semua pihak untuk lebih bijak dengan tidak berkomentar macam-macam yang justru bisa memperkeruh suasana. SBY merujuk dirinya sendiri yang saat pengumuman KPU hemat dalam mengeluarkan pernyataan. Padahal, dorongan kepada dirinya melalui pesan singkat media sosial amat besar, tapi SBY berpandangan bahwa hemat bicara lebih tepat.
"Yang hemat mengeluarkan statement supaya tidak menambah tengang sutuasi yang ada. Pesan yang ingin saya sampaikan ke semua pihak, baiknya menahan diri. Kalau tidak perlu mengeluarkan statement tidak perlu," jelas SBY.
Mengenai langkah Prabowo-Hatta yang mengajukan gugatan ke MK, lanjut SBY, bukan hal yang luar biasa. Saat pilpres 2009, kubu Mega-Prabowo maupun kubu JK-Wiranto juga sama-sama tidak memerima keputusan KPU dan mengajukan gugatan ke MK. "Jadi, ini bukan yang pertama kali," katanya.
SBY percaya bahwa MK dapat memproses gugatan yang disampaikan Prabowo-Hatta ini dengan transparan dan bertanggungjawab. SBY juga yakin MK bisa menangani masalah ini dengan baik dan seadil-adilnya.
"Yang penting, marilah kita memberikan pengawasan ke MK agar yang dilakukannya tepat sesuai dengan harapan kita semua," imbuhnya.
SBY juga menyinggung beberapa usulan yang meminta pemerintahannya diperpanjang jika terjadi kisruh. Dengan tegas SBY menyebut usulan itu ganjil. Baginya, regularitas demokrasi harus dijaga. Kalau dirinya harus turun pada 20 Oktober, maka itu harus dilakukan.
"Saya katakan itu bukan solusi. Saya harus memenuhi jadwal dan regularitas demokrasi harus kita junjung tinggi. Saya melihat perkembangan situasi yang akan datang Insya Allah akan berjalan sesuai dengan harapan kita," ujarnya.
Pernyataan SBY ini cukup menggugah publik dunia maya. Akun Momon Sastradikusuma mengaku dirinya sangat bangga dengan sikap SBY yang sangat bijaksana. "Mudah-mudahan sikap ini juga menjadi contoh untuk pemimpin yang akan datang,†tulisnya.
Akun Chikameida pujasera yang merupakan pendukung Jokowi-JK mengaku bangga dengan SBY. "Salam 2 jari... I agree Bapak SBY... We always love you," ucapnya. "Wah, ini negarawan sejati. Terima kasih Pak SBY," sahut Dhani Perdana.
Akun Alexander Yanuar Koentjara mengaku, di matanya SBY adalah preisden yang hebat. Dia pun berdoa agar Tuhan selalu memberikati SBY dan keluarga.
Atas sikap negawaran yang luar biasa dari SBY ini, ada akun yang mendoronnya untuk maju di pentas internasional. "Vote SBY for Secretary-General of the United Nations!," tulis Octaf Afin.
[why]
BERITA TERKAIT: