Demikian disampaikan Ketua Dewan Pers Prof. Bagir Manan ketika membuka Dialog Kemerdekaan Prs dalam Kaitannya dengan Pemilihan Presiden di Hall Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat siang (4/7).
Kegiatan itu diselenggarakan Dewan Pers bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Ikatan Jurnalis Indonesia (IJTI).
"Pemilihan anggota legislatif diikuti oleh belasan peserta. Sementara pilpres hanya dimiliki oleh dua calon. Ini barangkali yang membuat dinamika pilpres menjadi berbeda," ujar Bagir Manan.
Selain itu, sambungnya, dalam sistem politik Indonesia posisi presiden begitu penting, bukan sekadar simbol. Sehingga wajar kalau perhatian yang diberikan pers dan masyarakat begitu besar dan luar biasa.
Bagir Manan mengingatkan bahwa pemilu diselenggarakan dalam rangka menjalankan kehidupan berdemokrasi, sementara demokrasi bukan hanya sistem politik melainkan juga sistem peradaban.
"Sebelum membuat dan menurunkan berita, banyak hal yang harus dipertimbangkan. Apakah berita tersebut akan menimbulkan ketegangan dan konflik di tengah masyarakat, atau tidak?" katanya.
"Saya berdoa agar sekalagi ketegangan tidak lebih dari yang ada sekarang ini," demikian Bagir Manan.
[guh]
BERITA TERKAIT: