Tanpa diketahui banyak oleh masyarakat, sebenarnya dalam satu pekan terakhir Presiden SBY menjalin komunikasi dengan banyak pihak. Baik itu pemimimpin partai politik maupun tokoh-tokoh nasional.
Kata SBY, mereka datang untuk mendengar pikiran dan pandangan dirinya. Mereka pun menyampaikan pikiran, pandangan dan harapan-harapannyanya.
Presiden SBY dianggap menjadi tokoh kunci untuk pergantian kepemimpinan nasional mendatang. Ia disebut lama "bertapa" dan dianggap sedang menyusun koalisi besar untuk menggolkan calon yang diinginkan pada 9 Juli.
Tapi, bagaimana kalau presiden yang terpilih dalam Pemilu Presiden bukan calon yang dikehendaki SBY?
"Siapapun yang terpilih menjadi Presiden Indonesia menggantikan saya kelak, harus saya hormati, harus saya sambut dan saya perlakukan dengan baik," tegas SBY lewat program Isu Terkini pada kanal http://www.youtube.com/watch?v=eYgdWZEVqG0 yang dipublikasikan kemarin, Jumat (25/4).
"Saya ingin membikin tradisi politik yang baik di negeri ini bahwa pergantian kepemimpinan, suksesi presiden di Indonesia berjalan secara damai, mulia, dan bermartabat," tambahnya.
Kalau presiden yang akan menggantikan dirinya kelak berkenan, lanjut SBY, dirinya akan senang hati menyampaikan apa saja kemajuan yang telah dicapai bangsa selama 10 tahun terakhir, dan apa saja yang belum dicapai sepenuhnya.
"Saya ingin ikut mengantarkan Beliau agar setelah mengemban tugas nanti betul-betul sukses, dan bisa memajukan kehidupan bangsa kita. Itu sikap saya dan insya Allah akan saya jalani dengan sepenuh hati,†tandas SBY. [ald]
BERITA TERKAIT: