"Di sini terlihat jelas bahwa Jokowi tidak berefek terlalu besar apabila kita bandingkan dengan pemilu 2009 perolehan PDIP 14,3 persen. Malah yang jauh lebih drastis adalah Gerindra dengan sosok yang sama (Prabowo) tapi mendapatkan perolehan yang signifikan, hampir tiga kali lipat," kata Sekjen Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) Indonesia, Dhika Yudistira, kepada wartawan, Jumat (11/4).
Golkar yang di hari-hari terakhir mendapatkan pemberitaan yang kurang baik tetap memperoleh hasil yang stabil. Ia juga menyanjung Rhoma Irama effect di PKB, yang kualitas pengaruhnya hampir sama dengan pengaruh Jokowi di PDIP.
"Hasil suara untuk PDIP sementara ini sekitar 19,7 persen. Ini sama dengan target PDIP sebelum mencalonkan Jokowi sebagai presiden. Seharusnya dapat lebih tinggi, karena Jokowi sangat diuntungkan sebagai media darling," katanya.
"Dari situ jelas kita simpulkan bahwa PDIP harus mengevaluasi ulang pencalonan sosok Jokowi," terangnya.
Dia juga mengaku mendengar kabar bahwa hasil yang pemilihan legislatif ini membuat pengusaha kakap James Riyadi Cs geram. Kabar berhembus menyatakan James Riyadi semakin kuat menggalang kekuatan para pengusaha kakap untuk memenangkan "jagoan"-nya.
"Saya imbau kepada para konglomerat di Indonesia untuk tidak membeli demokrasi kita dan menjadikan presiden 2014-2019 menjadi boneka para pengusaha kakap," tutup Dhika.
[ald]
BERITA TERKAIT: