PPP kehilangan tokoh-tokohnya, sehingga elektabilitasnya hanya mengandalkan pada loyalis PPP pada masyarakat tingkat bawah
"PPP didukung oleh para loyalisnya yang sangat fanatis, selain itu juga beberapa kiai juga memberikan andil besar menjaga suara PPP. Sayangnya, sistem kaderisasi dan keorganisasian PPP tidak berjalan baik," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN), Yasin Mohammad, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi (Kamis, 20/2).
Banyak kader PPP menyeberang ke parpol lain. PPP juga tidak mampu mengurus dan mengelola dengan baik tokoh-tokoh tua yang selama ini membesarkan PPP, pengurus PPP tidak memiliki isu yang membumi yang mampu menyatukan para kiai di tingkat bawah dan hanya mengandalkan para kader loyalis yang fanatis.
"PPP hari ini malah mengikuti praktik politik instan dengan mengandalkan kader-kader comotan. Menyatukan kembali para kiai tradionalis dan kaum religius adalah langkah mendesak yang sangat dibutuhkan PPP untuk mendongkrak elektabilitasnya," terangnya.
PPP juga harus merombak total sistem kaderisasi dan keorganisasiannya dengan berupaya keras membangun kembali rumah yang sudah usang dan dianggap tidak menarik oleh publik.
Menurut dia, PPP pantas menjadi rumah kaum religius yang menyatukan berbagai paham aliran yang ada di Indonesia, sebagaimana PPP di masa Orde Baru.
[ald]
BERITA TERKAIT: