Hal itu menyusul komunikasi dan pertemuan Ahok dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang dipantau makin intensif.
Tetapi, politisi senior di Partai Gerindra, Martin Hutabarat, menegaskan bahwa kabar politik itu adalah isu politik murahan.
"Saya tidak percaya isu itu. Namanya juga kabar angin, yang sudah beberapa hari ini diisukan orang. Ahok itu adalah orang yang dipercaya Gerindra menjadi Wagub DKI," tegasnya kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Kamis, 2/1).
Martin mengisahkan, upaya Gerindra menjadikan Ahok sebagai calon Wagub DKI dipasangkan dengan Joko Widodo, bukan hal mudah dan penuh perjuangan. Terutama dalam usaha meyakinkan Mega, sampai dengan hari terakhir pendaftaran, agar mau menerima Ahok jadi Cawagub.
Begitu juga dalam menghadapi berbagai penolakan dari sekelompok tokoh masyarakat. Bahkan, ada yang menggalang gerakan penolakan berbau SARA kepada Ahok. Di banyak forum, Gerindra dan PDIP dikeroyok oleh partai lain dan pengamat politik serta lembaga survei karena mempertahankan duet Jokowi-Ahok.
"Saya ingat betul, hampir tiap hari Gerindra kerja keras menurunkan berpuluh-puluh spanduk yang berbau SARA menolak Jokowi-Ahok. Setiap kami turunkan, besoknya muncul lagi," ucap Ketua Fraksi Gerindra di MPR RI ini.
Kisah politik itu membuat Martin tidak percaya akan ramalan politik Ahok pindah partai. Menurutnya, Ahok adalah manusia biasa, orang yang berperasaan, sehingga tidak akan semudah itu meninggalkan partai yang mendukungnya habis-habisa.
"Apalagi Gerindra dan PDIP adalah partai yang memiliki visi politik sama. Paham kebangsaan sangat kuat pada kedua partai ini. Pendeknya, saya tidak percaya sedikitpun, itu hanya gosip murahan di akhir tahun," tutup Martin.
[ald]
BERITA TERKAIT: