"Itu fitnah besar," ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Agama, Zubaidi, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (9/10).
Zubaidi menjelaskan sidang isbat hanya menghabiskan biaya sebesar Rp 142.478.000. Biaya tersebut dikeluarkan untuk membiayai akomodasi pimpinan ormas yang ikut sidang dan mengundang ahli.
"Biaya rukyat di daerah bukan menggunakan anggaran Kemenag pusat, tapi Kemenag masing-masing kabupaten," tegas dia.
Din Syamsuddin menyarankan bahwa sidang itsbat sebaiknya dihentikan karena menggunakan biaya mahal dari uang rakyat. Sidang itsbat yang dilakukan Kemenag kemarin petang kemudian menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 10 Juli 2013, atau sehari setelah Muhammadiyah yang menetapkan pada 9 Juli 2013..
"Itu mahal (anggarannya) sampai Rp 9 M. Nyatakan saja tanggal 8 Juli hilal belum di atas 2 derajat maka awal Ramadan hari Rabu daripada habiskan uang rakyat," tegas Din di gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta.
[dem]
BERITA TERKAIT: