Mahasiswa yang berdemonstrasi juga harus mengingat bahwa Jalan Diponegoro Jakarta adalah jalan yang sangat strategis dan vital, mengingat di jalan itu terdapat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dalam kondisi apa pun, termasuk dalam kondisi perang sekalipun, jalanan menuju rumah sakit tidak boleh diganggu dan dihalang-halangi, agar masyarakat yang membutuhkan pertolongan bisa cepat diatasi.
"Jadi, tindakan menutup akses jalanan ke rumah sakit adalah tindakan biadab yang tidak berprikemanusiaan, apalagi jika pengendara yang melintas di jalanan dipukuli," sesal Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane, dalam rilis kepada wartawan, Rabu (19/6).
Neta akui bahwa IPW sudah menyampaikan protes kepada para aktivis, tokoh-tokoh mahasiswa, dan tokoh Badan Eksekutif Mahasiswa agar mengingatkan para mahasiswa yang kampusnya di sekitar Jalan Diponegoro agar tidak melakukan pemukulan terhadap pengendara yang melintas di jalan tempat mereka menggelar aksi.
"Para mahasiswa harus mengingat bahwa mereka adalah agen perubahan dan bukan preman jalanan. Jika mereka bertindak semena-mena pada pengendara, bukan mustahil mahasiswa akan dimusuhi masyarakat dan bukan mustahil masyarakat melakukan serangan balasan pada mahasiswa hingga terjadi tawuran masyarakat dengan mahasiswa, seperti di Makasar dan Palopo pada Senin kemarin," tuturnya.
IPW juga berharap para mahasiswa menyadari hal ini dan tidak lagi menutup Jalan Diponegoro dalam demonstrasi. IPW berharap para aktivis, tokoh senior mahasiswa dan tokoh BEM mengingatkan para mahasiswa tidak menutup akses jalan ke rumah sakit.
[ald]
BERITA TERKAIT: