
Tewasnya tujuh orang dari 20 terduga teroris dalam penggerebekan dua hari terakhir memperlihatkan kebrutalan Densus 88 Anti Teror. Padahal semestinya, upaya melumpuhkan terorisme saat ini tak perlu lagi menggunakan cara-cara brutal.
"Sekarang, teroris yang terorganisir dengan baik dan membahayakan kepentingan nasional sudah tidak terlihat lagi," kata anggota Komisi III Taslim Chaniago kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (9/5).
Taslim mengingatkan, pemberantasan secara brutal tidak menguntungkan citra Kepolisian. Apalagi selama ini Densus 88 juga tidak mengungkap apakah yang berhasil dilumpuhkan dalam kondisi tewas benar-benar seorang teroris. Hal inilah yang membuat dendam ke korp Bhayangkara semangkit meningkat.
"Dengan tidak ada teroris yang sangat membahayakan kepentingan nasional, maka pemberantasannya oleh Densus 88 lebih hati-hati. Tidak dengan cara yang brutal," ungkap Taslim.
Dengan banyaknya kasus salah tembak, poltisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini berharap, dilakukan penyelidikan terhadap kesalahan yang dilakukan oleh Densus 88.
[rsn]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: