"Saya melihat kekhawatiran itu muncul karena SBY tidak mengerti demokrasi. SBY belajar demokrasi baru sebentar, belajar sama Gus Dur," ujar Sekjen MKRI, Adhie M Massardi, kepada pers, Kamis (22/3).
SBY, kata Adhie, memahami demokrasi hanya proses menjadikan dirinya sebagai presiden. Sedangkan ketika dikritik muncul pikiran militernya bahwa kritik tersebut mengguncang pemerintahan atau sebagai upaya kudeta.
"SBY tidak paham benar bahwa dalam demokrasi orang mengeritik itu wajar, tidak masalah. Ini setiap ada aksi besar selalu dikatakan makar. Dulu kita buat peringatan hari anti korupsi sedunia dituduh berbau makar juga," ulas Adhie yang juga kordinator Gerakan Indonesia Bersih.
Jurubicara Presiden era Pemerintahan Abdurrahman Wahid itu membantah aksi yang akan dilakukan MKRI pada 25 Maret nanti sebagai upaya kudeta. Sebaliknya, aksi tersebut lahir dari kuatnya kekuatan moral elemen-elemen masyarakat kritis untuk melawan pemerintahan korup.
"Kudeta pasti bersenjata, kekuatan kami hanya kekuatan moral," kata Adhie.
Penyebab lain dari kegusaran SBY, kata Adhie, adalah karena dia punya banyak kesalahan. Megaskandal bailout Century, manipulasi IT KPU, kasus Hambalang dan manipulasi pajak SBY dan keluarganya, merupakan beberapa masalah yang selama ini ramai diperbincangkan dan dituntut penyelesaiannyan oleh publik.
"SBY khawatir dengan dampak hukum dari segala masalahnya setelah nanti tidak lagi berkuasa," pungkas penulis puisi Negeri Para Bedebah itu.
[dem]
BERITA TERKAIT: