"Ini kegagalan kementerian pertanian dalam kelola izin impor. Harusnya, Januari izin selesai tapi baru keluar Maret ini. Kenapa terlambat? Ini tanda tanya karena menyangkut siapa yang dapat alokasi," kata Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon, di diskusi "Bawang Antara Cerita dan Derita" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (16/3).
Dia mengatakan, kebutuhan bawang putih Indonesia dipasok oleh impor sebesar 99 persen dari Republik Rakyat China. Sementara, kebutuhan bawang merah tak dapat dipenuhi meskipun sudah ada sentra-sentra produksi yang dibangun oleh pemerintah.
"Masalahnya tidak ada upaya menaikkan daya produksi. Kenapa ada dana begitu besar di kementerian pertanian kalau kita sendiri tidak bisa menaikkan kemampuan produksi kita dalam hal bawang saja?" gugat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Di belakang kenaikan drastis harga bawang beberapa pekan terakhir, diyakini Fadli Zon, sebagai akibat dari kesalahan manajemen. Kesalahan manajemen itu bisa terkait perburuan rente, atau mungkin saja ada kesengajaan.
"Disengaja Rekomondasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) begitu lambat agar importir itu melakukan lobi-lobi politik," jelasnya.
Fadli Zon juga pertanyakan, apakah kasus kenaikan harga itu sekadar kesalahan manajemen kementerian perdagangan dan kementerian pertanian? Lalu, di mana asal usul kesalahannya. Karena biasanya, izin impor sudah keluar di kementerian pertahanan, namun terhambat di menterinya.
"Harus ada peran KPK untuk telusuri agar permainan itu tidak terulang," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: