Apa yang "Dijual" SBY untuk Menghadang Desain Islam Primordial?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Jumat, 15 Maret 2013, 13:00 WIB
Apa yang "Dijual" SBY untuk Menghadang Desain Islam Primordial?
arbi sanit/ist
rmol news logo Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meneruskan pertemuan maraton dengan kelompok-kelompok masyarakat sipil dan para tokoh militer demi tujuan membendung ancaman poros Islam Primordial.

"Mereka kelompok yang gampang terpicu kalau ada yang melempar isu harus dirangkul SBY, supaya mereka tidak terjebak dengan agenda yang berada di luar NKRI," terang pakar politik senior, Arbi Sanit, kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat siang (15/3).

Dalam dunia politik, lanjut Arbi, tokoh-tokoh militer, tokoh agama (Islam khususnya) dan organisasi-organisasinya, memgang kunci untuk menciptakan perubahan. Kelompok inilah yang bisa mengerahkan populasi dengan pengaruhnya.

"Yang diajak bertemu SBY kemarin-kemarin itu adalah jenderal-jenderal yang selama ini cenderung melawan SBY. Ada juga kelompok islam dan sipil, mereka yang punya visi negatif terhadap SBY," ujar Arbi Sanit.

Pertemuan yang digalang SBY itu bukan berisi kompromi politik kebanyakan dan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan politik pragmatis.

"SBY tidak melakukan itu lagi karena dia tak akan lagi menjabat, dan Demokrat belum tentu jadi pemenang di Pemilu," katanya.

Lalu, apa yang "dijual" SBY kepada kelompok-kelompok masyarakat yang dirangkulnya?

"Yang dijualnya adalah isu integrasi negara dan bangsa. Kelanjutan NKRI, idealisme bernegara. Walau sekarang mereka belum sama, tapi mereka bisa diajak sama. Berpikir hal besar itu berarti tidak keuntungan jangka pendek, misalnya presiden diganti," jelasnya.

Apakah SBY juga akan merangkul elite-elite parpol yang akan bertarung di Pemilu? Arbi memandang masalah bahwa partai politik kini kehilangan kepercayaan rakyat. SBY akan lebih dulu merangkul tokoh-tokoh yang dipercaya rakyat. Tokoh-tokoh itu menjadi pegangan pertama.

"Nanti kalau mereka sudah punya frame berpikir yang benar, diharapkan partai politik tak akan berani lakukan hal negatif karena mereka tak dipercaya rakyat," ucapnya.

Presiden SBY, diyakininya, juga akan menggalang langsung konsolidasi dengan kelompok akar rumput dan kelas menengah.

"Masih banyak kelompok yang harus ditemui, misalnya kelompok grass root, LSM, mahasiswa, intelektual, seniman yang berada di level tengah. Ini semua bicara kelanjutan NKRI," pungkas Arbi Sanit.

Beberapa waktu lalu Arbi Sanit mengutarakan analisanya mengenai desain besar menuju kemenangan kekuatan politik Islam Primordial pada 2014. Gerakan itu ingin meniru kemenangan gerakan di Mesir, Tunisia dan Libya.  

Melihat perkembangan politik terakhir, Arbi kemudian mengaitkannya dengan rangkaian pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto, kemudian tujuh jenderal pensiunan yang dipimpin Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan, dan terakhir kemarin dengan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI).

Arbi Sanit lebih rinci mengatakan, apa yang menjadi isu bersama SBY dan para tokoh yang diundangnya adalah soal ancaman dari kekuatan yang paling besar, yakni poros Islam Priomordial.

"Kekuatan itulah yang paling bisa beroperasi karena mereka ada jalurnya seperti HMI, KAHMI, ICMI dan tokoh-tokoh Islan senior, partai Islam yang berporos tengah. Itu garisnya akar rumput," beber dia. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA