Hal itu diutarakan pakar politik senior dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, saat diwawancarai
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Jumat, 15/3). Dia yakin, apa yang dibicarakan secara maraton, serius dan tertutup oleh SBY bersama sebagian elemen masyarakat itu adalah isu "penggoyangan" yang lebih ideologis.
"Persoalannya adalah kekuasaan di negara Indonesia yang tampaknya negara itu mulai digoyang. Potensi penggoyangan itu oleh kelompok priomordial agama, kesukuan, isu otonomi daerah, kelas menangah baru yang apolitis tapi gampang dihasut, dan kelas menengah lama yang berebutan kekuasaan," ungkap Arbi Sanit.
Itulah potensi-potensi masalah yang dipandang SBY bersama sebagian elite lain akan menggoyang kekuatan negara dan membuat negara ini tidak stabil.
Secara khusus Arbi melihat undangan pertemuan dari Istana ke Prabowo Subianto bukan dalam kapasitas Prabowo sebagai tokoh Partai Gerindra atau capres potensial.
"Selama ini "kejenderalan' Prabowo belum banyak dilibatkan SBY. Jadi saat itu, dia (Prabowo) datang sebagai jenderal TNI," ujar Arbi.
Dengan demikian, Arbi sekali lagi yakin, apa yang mau dicapai SBY lewat rangkaian rapat tertutup itu bukan berbicara kepentingan 2014 karena SBY tak akan bisa mencalonkan diri lagi. Lebih tidak mungkin lagi hanya membahas kepentingan menyelamatkan Partai Demokrat karena Demokrat sekarang sudah hancur lebur dan hampir tidak ada elite politik yang mau terseret ke dalam kehancuran Demokrat.
"Yang diundang SBY kemarin bukan orang-orang yang betul-betul kuat, dan bukan juga tokoh alternatif untuk 2014, termasuk Prabowo yang masih punya sejarah rumit di masa lalunya. Ini bukan persoalan alternatif pemimpin, memperkuat SBY atau Demokrat," tegasnya lagi.
Arbi Sanit lebih rinci mengatakan, apa yang menjadi isu bersama SBY dan para tokoh yang diundangnya adalah soal ancaman dari kekuatan yang paling besar, yakni poros Islam Priomordial.
"Kekuatan itulah yang paling bisa beroperasi karena mereka ada jalurnya seperti HMI, KAHMI, ICMI dan tokoh-tokoh Islam senior, partai Islam yang berporos tengah. Itu garisnya akar rumput," beber dia.
Apa bahayanya gerakan poros Islam Primordial itu sehingga SBY harus melakukan pertemuan demi pertemuan penting itu?"Bahayanya adalah mereka ingin negara ini berubah. Dari negara untuk semua orang, menjadi negara hanya untuk Islam. UUD akan berubah, kekuasan negara akan berubah dan ideologi negara, bentuk dan fungsi negara akan berubah," urai Arbi.
[ald]
BERITA TERKAIT: