"Kami juga bicarakan siapa pengganti bapak (SBY) 2014? Karena harus orang yang mumpuni dan bisa mengkapitalisasi
succes story pemerintahan sekarang. Seperti pertumbuhan ekonomi cukup baik, di sisi lain pemerataan masih kurang," terangnya saat diwawancarai
live oleh
Metro TV, sesaat lalu (Kamis malam, 14/3).
Menurut dia, bangsa Indonesia harus adil menilai.
Success story rezim Presiden SBY itu pun harus diakui.
"Bangsa ini harus
fair berikan komentar
success story dan kekurangan yang ada," tegasnya.
Dia mengatakan, saat ini kelompok para jenderal mencium gelagat elite yang sibuk bertengkar sendiri. Sementara, yang jadi korban adalah rakyat jelata.
Dia membantah keras bahwa SBY sedang mencari proteksi politik lewat pertemuan demi pertemuan dengan semua kalangan. Seperti diketahui, beberapa hari lalu pun SBY ditemui Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Letjen (Purn) Prabowo Subianto.
"Saya tidak lihat itu (proteksi politik). Pembicaraan kami sangat bersahabat," ucapnya.
Dia malah menyinggung kelompok sipil yang sejak reformasi bergulir terus mendorong militer bersikap demokratis. Kini, setelah militer bersikap profesional dan demokratis justru kelompok sipil yang punya indikasi akan melakukan gerakan inkonstitusional.
"Ini sekarang kan mereka (militer) demokratis. Janganlah teman-teman sipil ini ciptakan suasana baru dengan mengatakan SBY harus turun sebelum 2014. Ini pemikiran yang tidak baik dan tidak sehat," tuturnya.
Dia menegaskan kembali bahwa gerakan inkonstitusional tidak boleh ada di negeri ini.
"Gerakan itu harus dilibas. Gerakan inkonstitusional harus dilibas," serunya.
[ald]
BERITA TERKAIT: