Tak heran, untuk pengadaan satwa ini, Polri rela merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah per ekornya.
"Memilih anjing seperti memilih Bintara. Dari 50 ekor anjing, bisa diambil 5 atau 6 ekor saja. Butuh seleksi, mana yang terbaik," kata Direktur Polisi Satwa Baharkam Polri, Brigjen Machfud Arifin, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/2).
Diterangkannya, proses seleksi dilakukan dengan memperhatikan performa dan potensi yang dimiliki anjing tersebut. Anjing yang terpilih, paling tidak memiliki potensi dan kemampuan dasar.
Setiap anjing memiliki kriteria yang berbeda. Hal ini pula yang nanti menjadi bahan pertimbangan terkait penempatan tugas anjing.
"Mereka difungsikan untuk kemampuan mengendus narkotik, handak (bahan peledak), atau untuk dalmas (pengendalian masa)," terang Machfud.
Pengadaan anjing dan kuda oleh Polri sempat menuai kritik dari Indonesian Police Watch (IPW). IPW mengkritik tingginya anggaran Proyek Pemanfaatan Optimalisasi Untuk Penguatan Sarana Prasarana (POUPSP) Polri tahun anggaran 2013 senilai Rp 1,8 triliun. Khusus untuk pengadaan kuda seharga Rp 468 juta per ekor, dan anjing Rp 150 juta per ekor.
[ald]
BERITA TERKAIT: