Demikian pandangan pengamat politik senior, Arbi Sanit, ketika ditanyakan akar masalah jatuhnya citra Demokrat seperti dilansir berbagai hasil riset belakangan ini.
"Karena dia (Demokrat) punya penyakit parah, yaitu korupsi. Kalau dia tidak korupsi, tapi dijadikan sasaran tembak, ya itu baru tidak adil," kata Arbi kepada
Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Selasa, 19/6).
Dan tindakan SBY sejauh, menurut dia, lebih tidak masuk akal lagi karena tidak jujur pada publik. Menurut dia, sudah terang bahwa penyebab hancurnya reputasi Demokrat adalah figur sang ketua umum, Anas Urbaningrum. Jadi, SBY lebih baik segera ambil tindakan tegas terhadap mantan Ketum PB HMI.
"Pemerintah SBY itu gagal bukan saja dari 2009, dari 2004 sudah tidak memuaskan. Tapi sampai beberapa bulan setelah pemilu 2009, (citra) Partai Demokrat tidak ada masalah. Tidak ada yang katakan Demokrat merosot tajam. Tapi setelah Anas terpilih, ada kasus-kasus yang terbuka," ungkapnya.
"Anas harusnya dipecat, karena dia terseret kasus korupsi. Anas tidak menjaga dirinya supaya tidak diseret korupsi. Dan dalam politik, tidak perlu tunggu kepastian hukum karena opini publik lebih kuat," tambahnya.
Kemarin, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyampaikan tanggapan atas hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Dari hasil survei yang dirilis dua hari lalu itu, Partai Demokrat disebut hanya akan memperoleh 7,5 persen suara pada Pileg mendatang, atau di bawah perolehan PDIP dan Golkar.
Nah, salah satu untuk menaikkan elektabilitas itu, urai Anas, memastikan pemerintahan Presiden SBY yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, untuk terus meningkatkan kinerja sehingga bisa menaikkan tingkat kepuasan rakyat. Kepuasan publik yang memadai atas kinerja Pemerintah tentu adalah basis utama keberhasilan partai pemerintah.
[ald]
BERITA TERKAIT: