Konferensi tersebut dihadiri Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali sebagai undangan VVIP dan didampingi oleh Athan RI Canberra Laksma TNI Yusliandi G, Kapusjianmar Seskoal Laksma TNI Salim M.Phil, Dankoopskasel Armada RI Laksma TNI Iwan Kusumah serta Warrant Officer Winda staf dari Sintel Angkatan Laut.
Hal ini merupakan simbol yang melekat dari KSAL yang tertuang dalam bukunya "Diplomasi Hiu Kencana".
Dengan kepiawaiannya, KSAL mampu membius pimpinan delegasi atau pimpinan AL dari 40 Negara yang menghadiri konferensi ini.
Diplomasi Golden Shark yang dijalankan oleh KSAL menunjukkan keahlian dalam mengelola hubungan internasional di era persaingan besar dan selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo.
Melalui strategi yang cerdas, pendekatan yang inklusif, KSAL mampu menyatukan berbagai bangsa, memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin regional.
Komitmen Indonesia untuk tetap netral dan menjunjung tinggi kerja sama multilateral memberikan kontribusi signifikan terhadap keamanan dan stabilitas kawasan, tidak hanya mengharumkan bangsa tetapi juga menjadikan Indonesia teladan dalam diplomasi.
Event ini merupakan pertemuan terbesar KSAL dunia setelah kegiatan serupa yang diselenggarakan oleh TNI AL dalam forum International Maritime Security Symposium di Bali pada Februari 2025 lalu.
Selain konferensi maritim, kolaborasi dengan industri pertahanan bekerja sama dengan RAN menampilkan pameran Industri pertahanan dengan mengusung beberapa tema.
Di antaranya Australia and the Sea: The Maritime, Economic and National Security Nexus; An Integrated Approach to Maritime Security Undersea Warfare dan Australia's Strategic Geographic.
Selain kegiatan tersebut, KSAL juga melakukan Bilateral Meeting dengan beberapa KSAL yang hadir dari negara antara lain; Australia, Netherland, Chile, Korea Selatan dan Singapura.
BERITA TERKAIT: