Syahganda dan Jumhur terlihat sehat, santai dan bugar saat dijenguk.
Dalam kesempatan itu, Syahganda Nainggolan mengatakan, bahwa dirinya kerap berdiskusi dengan Jumhur Hidayat dan Anton Permana di dalam sel tahanan.
Masuk penjara, kata Syahganda adalah bagian dari resiko untuk memperjuangkan demokrasi di negara Indonesia lantaran 31 tahun silam ia dan Jumhur sama-sama pernah dimasukan ke dalam sel tahanan karena melawan Presiden Soeharto.
"Saya dan Jumhur ini kerap diskusi tukar pikiran, 31 tahun lalu saya sudah dipenjara di Dago, melawan Soeharto. Ya karena kita dari dulu komit pada demokrasi dan keadilan sosial, mensejahterakan rakyat," kata Syahganda saat dijenguk, Rabu (4/11).
Saat itu, sambung Syahganda, ia juga dipecat dari kampusnya ITB karena ia berpikir jalan yang diambil hanyalah untuk kepentingan rakyat.
"Ini adalah resiko perjuangan," tandas Syahganda.
Ia juga berterima kasih kepada kawan-kawan aktivis ProDem yang telah menjengkunya sekaligus berpesan agar ProDem menjadi wadah berhimpun seluruh aktivis yang berkomitmen dalam berdemokrasi.
"Saya berharap agar kita mampu terus berjuang untuk bangsa Indonesia, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar," pungkas Syahganda.