Kepastian itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/7).
"Belum, kita belum ada untuk merencanakan pesawat Osprey. Enggak ada sama sekali, belum ada," kata Donny Ermawan.
Saat disinggung lebih jauh apakah pernyataan pihak Kemenlu AS ini klaim sepihak, anak buah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini mengatakan sejauh ini belum ada upaya yang mengarah ke pembelian pesawat produksi AS.
"Mungkin bisa seperti itu ya (klaim sepihak AS). Saya belum tahu, tapi intinya kita belum ada mengarah ke pembelian ke sana," ucapnya.
Donny Ermawan menyatakan, pihaknya masih memprioritaskan industri dalam negeri terkait pembelian pesawat jenis apapun. Termasuk pesawat tiltrotor MV-22 Osprey Block C itu.
"Kita lebih mengutamakan produk dalam negeri. Jadi pesawat yang kita bisa pergunakan industri dalm negeri, kita pergunakan industri dalam negeri dulu," demikian Donny Ermawan.
Sekadar informasi, melalui siaran pers itu dikeluarkan di Washington DC, AS, Selasa (6/7) atau Rabu (7/7/2020) waktu Indonesia.
Kementerian Luar Negeri AS menyetujui rencana penjualan delapan pesawat tiltrotor MV-22 Osprey Block C kepada Indonesia. Ini berarti Indonesia bisa menjadi negara ketiga di dunia yang mengoperasikan pesawat angkut militer itu setelah AS dan Jepang.
Menurut AS, Pemerintah Indonesia telah mengajukan pembelian delapan pesawat MV-22 Osprey Block C kepada Pemerintah AS, beberapa waktu lalu.
Nilai total pembelian ini mencapai 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 28,9 triliun.
BERITA TERKAIT: