KRI Nagapasa adalah kapal selam pertama dari tiga kapal selam kelas Chang Bogo buatan DSME, Korea Selatan. Adalah Kementerian Pertahanan Indonesia semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang melakukan pemesanan. Salah satu senjata andalan yang diserahterimakan tahun 2017 itu adalah torpedo kelas berat
“Black Sharkâ€.
“Black Shark†adalah torpedo buatan WASS
(Whitehead Alenia Sistemi Subacquei), Italia. Disebut kategori kelas berat karena panjangnya mencapai lebih dari 6 meter. Sementara rata-rata torpedo kelas ringan, umum di pasaran panjangnya berkisar di angka 3 meteran. Dengan dimensi yang cukup besar,
“Black Shark†mampu membawa cukup bahan bakar untuk melesat sejauh 50 km dengan kecepatan maksimum sekitar 50 knots (sekitar 90 km/jam).
Parameter kemampuan tempur tersebut menempatkan
“Black Shark†selevel torpedo kelas berat andalan AS,
Mark.48. Bahkan pihak pabrikan menyebutkan bahwa
“Black Shark†pun didesain agar dapat diluncurkan juga dari peluncur torpedo
Mark.48.
Sebagai senjata bawah permukaan air, fungsi
“Black Shark†tidak terbatas untuk menghancurkan sasaran bawah air saja (kapal selam). Kapal perang permukaan pun siap-siap tenggelam jika dihajar torpedo canggih ini.
Dikatakan canggih karena
“Black Shark†mampu secara otomatis mengenali target berkat fitur
“non-doppler shifted target discrimination and multi-frequency capabilityâ€. Perangkat sonar yang ada pada hidung
“Black Shark†pun didesain untuk beroperasi secara
“dual mode†yaitu pasif maupun aktif.
Selain TNI AL, torpedo
“Black Shark†juga sudah dioperasikan oleh AL Singapura. Tak diketahui persis apakah Malaysia sudah mengoperasikan
“Black Sharkâ€. Mengingat bahwa kapal selam kelas
Scorpene yang dimiliki AL Malaysia juga berkemampuan membopong dan meluncurkan torpedo ini.