Dari 12 unit kapal selam yang diborong, istimewanya, bukan hanya baru, namun benar-benar baru. Belum pernah ada sebelumnya. Kapal selam yang dibeli Australia merupakan jenis baru, bahkan belum dioperasikan Prancis, negara pembuatnya.
Kelas kapal selam untuk Australia, sementara ini memang belum diberi nama resmi. Desainnya diambil dari kelas
Barracuda milik AL Prancis yang bertenaga nuklir. Hanya saja, kapal selam baru (yang sementara ini disebut
“Shortfin Barracuda†di kalangan industri) itu bertenaga diesel-elektrik alias konvensional (non nuklir).
Informasi yang berkembangan di kalangan pemerhati Alutsista, nilai kontrak antara pemerintah Australia dengan Naval Group Prancis, sekitar 50 milyar dolar Australia (38 milyar dolar AS), atau dengan kurs saat ini sekitar 550 trilyun Rupiah!
Nilai sebesar itu mencakup pematangan desain, integrasi sistem manajemen tempur (
combat system) pilihan Australia, integrasi persenjataan (torpedo dan rudal jelajah anti kapal), pelatihan awak dan pemeliharaan awal. Termasuk penyiapan infrastruktur untuk pembangunan kapal selam di Australia.
Hal yang disebut terakhir itulah yang dinilai penting oleh publik Australia. Dengan skema kerja sama dan alih teknologi dalam pembangunan kapal selam tersebut, diperkirakan sekitar 1.600 orang tenaga terampil Australia akan diserap dalam megaproyek tersebut hingga tahun 2029.
Keuntungan seperti inilah yang didapat jika membeli alutsista dalam jumlah besar, bukan
“ketenganâ€. Dengan kuantitas pembelian dalam jumlah besar, posisi tawar pembeli jadi besar, sehingga posisi dalam negosiasi alih teknologi pun jadi kuat.
Meski menjanjikan banyak hal positif dari segi teknologi (kemampuan tempur maupun alih teknologi) dan penyerapan lapangan kerja, bukan berarti megaproyek ini tak menuai kritik.
Kalangan oposisi Australia menyoroti lambatnya keputusan pengadaan kapal selam ini. Mengingat unit pertama baru bisa diserahterimakan pada tahun 2030. Itu pun kalau tidak meleset jadwalnya.
Dalam kurun “penantian†hingga waktu tersebut, dikhawatirkan kapal-kapal selam China sudah lebih dulu “merajai†kawasan perairan Asia Pasifik. Memang secara politis yang jadi fokus militer Australia saat ini adalah meningkatkan daya gentar (
deterrent) untuk menghadapi dominasi militer China di kawasan.
[yls]