Tito menjelaskan, tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri telah mengorek latar belakang pria asal Banyuwangi tersebut.
"Saudara Suliono ini, sementara asal Banyuwangi, pernah di Poso Sulawesi Tengah, pernah di Magelang, dan ada indikasi kuat yang bersangkutan ini kena paham radikal pro kekerasan," kata Tito di Gedung Promoter, Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/2).
Diketahui juga Suliono pernah mencoba mengubah identitas paspornya untuk terbang ke Suriah. Tapi, karena usaha terbang ke Suriah itu gagal ia melakukan amaliah dengan menyerang jemaat gereja.
"Akhirnya menyerang dalam tanda petik kafir versi dia. Kita lihat yang bersangkutan sangat mendekati sosok yang radikal," ujar Tito.
Saat ini, tim masih fokus untuk mengetahui adakah jaringan dan pelaku-pelaku teror yang membantu Suliono melakukan aksinya kemarin.
"Lone wolf atau bagian dari jaringan, ini sedang dikembangkan, sedang dikejar terus oleh tim Mabes Polri dan Polda (Yogyakarta)," ucap Tito.
[ald]
BERITA TERKAIT: